news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ustaz Adi Hidayat (UAH) uraikan hukum shalat Subuh setelah matahari terbit akibat bangun tidur kesiangan.
Sumber :
  • Kolase tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official & iStockPhoto

Shalat Subuh Setelah Matahari Terbit? Ustaz Adi Hidayat Bandingkan Hukumnya dari Kisah Nabi Muhammad SAW

Ustaz Adi Hidayat (UAH) secara detail menjelaskan hukum shalat Subuh yang mengerjakannya setelah matahari terbit. Penyebabnya akibat bangun tidur kesiangan.
Senin, 3 Februari 2025 - 05:10 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat secara detail menjelaskan hukum shalat Subuh, apabila pelaksanaannya dilakukan setelah matahari terbit.

Menurut Ustaz Adi Hidayat, ketika matahari terbit menandakan waktu shalat Subuh telah berakhir. Saat langit terang menunjukkan ibadah wajib ini tidak bisa dikerjakan lagi.

Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan kepada umat Muslim, terkhusus pada jemaahnya hukum boleh atau tidak shalat Subuh saat matahari terbit, dibandingkan dari kisah Nabi Muhammad SAW.

Berdasarkan redaksi dari Nabi Muhammad SAW, shalat Subuh bagi orang yang kesiangan, kata UAH, didasari dengan waktu bangun tidurnya.

"Jika seseorang itu kemudian bangun dari tidurnya melewati batas shalatnya, keluar sabda Nabi 'Itulah waktu shalatnya'," ujar UAH dalam suatu ceramahnya dinukil melalui kanal YouTube Adi Hidayat Official, Senin (3/2/2025).

Ilustrasi mengisi amalan setelah shalat Subuh meski matahari terbit
Sumber :
  • iStockPhoto

 

Sebelum mengacu pada ulasan waktu pelaksanaannya, bahwa shalat Subuh adalah salah satu ibadah wajib yang mempunyai rakaat paling sedikit daripada lainnya.

Shalat Subuh hanya memiliki dua rakaat dalam pelaksanaannya, ibarat seperti menunaikan shalat sunnah namun hukumnya wajib atau mutlak.

Perintah memelihara shalat Subuh, sesungguhnya telah diabadikan dalam Surat Al Isra Ayat 78, tanda malaikat turun ke bumi, Allah SWT berfirman:

اَقِمِ الصَّلٰوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلٰى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْاٰنَ الْفَجْرِۗ اِنَّ قُرْاٰنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا

Artinya: "Dirikanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula shalat) Subuh! Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS. Al Isra, 17:78)

Fajar shadiq terbit, menandakan waktu shalat Subuh telah tiba. Sesungguhnya momen ini sangat mustajab meraih keistimewaan, terutama menginginkan keberhakan dan rezeki dilimpahkan Allah SWT.

Namun, tidak sedikit umat Muslim merasa waktu pelaksanaan shalat Subuh, menjadi ujian terberat bagi mereka karena dikerjakan di jam istirahat.

Tak heran beberapa di antara mereka sulit mengerjakan shalat Subuh di waktu pelaksanaannya, bahkan tidak bisa menunaikan tepat waktu akibat tidur pulas.

Tak jarang juga orang mukmin tidak sengaja bangun tidur kesiangan, sehingga shalat Subuh dikerjakan setelah matahari terbit. Pada dasarnya momen itu menjadi batas akhir waktu ibadah wajib ini.

Salah satu redaksi dari hadis riwayat menegaskan batas akhir waktu shalat Subuh, Rasulullah SAW bersabda:

"Waktu shalat Subuh adalah dari terbit fajar sampai terbit matahari." (HR. Muslim)

Meski demikian, orang mukmin yang mempercayai walaupun matahari telah terbit, masih boleh menunaikan shalat Subuh, meskipun hal itu tidak lain bersifat terpaksa guna tak ingin meninggalkan ibadah wajibnya.

UAH pun membagikan redaksi dari Nabi Muhammad SAW, soal shalat Subuh yang kesiangan masih boleh namun harus paham dan berpacu dari waktu bangun tidurnya.

"Tunaikan waktu shalat yang bangun dari tidur, itulah waktunya," kata dia.

Direktur Quantum Akhyar Institute itu merangkai jam bangun tidur setiap orang berbeda-beda. Semisal bangun di awal waktu, sejatinya menjadi anjuran bagi umat Muslim mendapat keutamaan besar.

Lantas, mengapa hukum shalat Subuh kesiangan setelah matahari terbit masih sah? UAH sesungguhnya tidak merasa heran soal penyebabnya.

Pendakwah lahir dari Pandeglang, Banten itu memprediksikan selain karena tidur pulas, shalat Subuh kesiangan juga bisa disebabkan terlalu sibuk mengerjakan ibadah sunnah semalam secara penuh.

Ia tidak menghakimi akibat rajin mengisi shalat Tahajud dan sunnah malam hingga berbagai amalan, penyebab Subuh terlampau kesiangan.

"Misalnya seseorang terlampau lelah capek, tapi ingat bukan yang disengaja ya, bukan begadang nonton bola misalnya, kemudian ketiduran kemudian telat subuh, itu dosa," tuturnya.

Bagi orang mukmin rutin mengerjakan shalat Tahajud, tidak mengherankan akan merasa ngantuk berat dan Subuh tepat waktu ditinggalkan mereka.

"Kemudian setelah itu Anda mandi, Anda kemudian shalat dulu, bahkan sempat Tahajud sampai setengah tiga, sudah itu tiduran, begitu bangun jam 7," paparnya.

Lebih lanjut, UAH menyebutkan spekulasi hukum shalat Subuh setelah matahari terbit juga pernah menjadi perbincangan para ulama.

Para ulama tentu turut membahas soal shalat Subuh yang telat, ujung-ujungnya berangkat dari kisah Nabi Muhammad SAW.

Namun begitu, UAH menegaskan semisal shalat Subuh dikerjakan pada jam 7 pagi, setidaknya tetap mendahulukan sunnah qabliyah lebih dulu sebelum melaksanakan yang wajibnya.

"Para ulama hadits mengatakan, kalau dua rakaat ini tidak penting pada saat itu, mustahil dikerjakan, pasti Nabi akan langsung kepada shalat Subuh yang dua rakaat," jelasnya.

Perdepatan ini mengingatkan saat Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melakukan perjalanan, kemudian sibuk mengisi ibadah sunnah malam.

Nabi Muhammad SAW memperintahkan Bilal bin Rabah, ketika waktu Subuh tiba minta dibangunkan oleh Bilal. Hal ini berguna agar ibadah wajibnya dikerjakan tepat waktu.

Bilal bin Rabah merasa dirinya sanggup, bahkan menerima perintah agar membangunkan Nabi Muhammad SAW saat terdengar adzan Subuh.

Meski demikian, Bilal bin Rabah meminta izin untuk tidur sebentar dan diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Nahasnya, dia mengistirahatkan tubuhnya terlampau lama.

Nabi Muhammad SAW dan rombongan akhirnya tidak menunaikan Subuh tepat waktu, apalagi telah melewati batas akhirnya, yakni setelah matahari terbit atau sekitar pada jam 7 pagi.

Nabi Muhammad SAW sontak memarahi Bilal, sesungguhnya apabila tidak sanggup tak perlu menerimanya.

UAH menutupkan dengan keteguhan hati Nabi Muhammad SAW, tidak ingin kecewa berlarut-larut dan langsung menyuruh Bilal bin Rabah berwudhu untuk bergegas shalat Subuh di jam 7 pagi.

(gwn/hap)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

16:39
05:06
00:56
02:33
00:57
00:57

Viral