- Tangkapan layar YouTube
Cerita Gus Baha soal Kisah Syekh Ibnu Hajar Benci Maulid, Malah Tersentuh Usai Bertemu Nabi Muhammad SAW
Sebab, maulid nabi merupakan peringatan agar umat Muslim terus mengenang dan tidak melupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Acara ini menjadi bentuk kecintaan dan rasa bangga umat Muslim kepada Nabi Muhammad SAW.
Maulid nabi sangat berguna sebagai momentum terbaik menerapkan suri teladan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW di semasa hidupnya.
Lantas, bagaimana kondisi Nabi Muhamad SAW setelah wafat? Gus Baha menjelaskan tentang arti kehidupan berkaitan dengan ruh manusia.
"Jika jasad ditinggal ruh itu dinamakan mati, maka ruh ini bisa disifati mati apa tidak? Tidak, sebab ruh itu maknanya kehidupan," jelasnya.
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu melanjutkan terkait dhamir ghaib yang tidak digunakan untuk penguatan pada hakikat ruh.
Gus Baha mengambil dalam sebuah bacaan tahiyat shalat, seperti "Assalamu'alaika" yang hakikatnya bahwa ruh Nabi Muhammad SAW tidak meninggalkan umatnya.
"Pakainya alaika. Padahal kan nabi sudah tidak ada. Sebab, tidak adanya beliau itu secara lahir. Pada hakikatnya itu nabi masih di hadapan kita. Makanya kita kalau salam mengucapkan assalamu’alaika," terang dia.
Pendakwah asal Rembang itu mengambil pengulasan yang tercantum di Surat Ali Imran Ayat 169, berkaitan dengan sosok Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin syuhada.
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Artinya: "Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya." (QS. Ali Imran, 3:169)
"Rasulullah SAW adalah pemimpin para syuhada. Kalau sekadar mati syahidnya orang biasa saja masih tetap hidup, apalagi Rasulullah sang sayyidus syuhada (pemimpin para syuhada). Tentu Rasulullah itu hidup," tandasnya.
(hap)