- Istimewa
Jika Tidak Mau Berujung Seperti Kasus MAS, Psikolog dan Buya Yahya Sepakat Anak yang Memiliki Tanda-tanda Ini Lekas Diberikan…
tvOnenews.com - Psikolog Anak dan Remaja, Novita Tandry menilai ada kemungkinan MAS anak usia 14 yang bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta memiliki gangguan mental.
Oleh karenanya, Novita mengimbau agar para orangtua lebih memperhatikan perkembangan mental anak dengan cara memperbaiki komunikasi dengan anak agar bisa saling mengungkapkan apa yang dirasakan.
Dengan begitu, anak tidak akan memendamnya sendiri hingga akhirnya meledak dan berbuat sesuatu yang bisa membahayakan.
Terlebih anak-anak berusia 14 tahun sering menghadapi tekanan pertemanan, baik dari lingkungan sekolah, media sosial, maupun lingkungan sekitar mereka.
Maka jika tekanan ini tidak diarahkan ke kegiatan positif, seperti olahraga atau keterampilan lainnya, anak-anak bisa menyimpan perasaan tersebut, yang kemudian sulit untuk diatasi.
Selain itu, Novita juga menilai anak di usia mereka juga dapat mengalami krisis identitas, dimana mereka sedang mencari jati diri, berada di fase transisi antara anak-anak dan dewasa, dan menghadapi perubahan hormonal.
Jika anak tidak dapat mengelola emosi dengan baik, hal ini mungkin saja menjadi destruktif, bahkan berujung pada perbuatan seperti parricide.
Parricide sendiri kata Novita adalah dua kata bahasa Latin, 'parr' artinya orangtua dan atau 'cide' itu artinya membunuh.
Jadi Parricide adalah tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang anak kepada salah satu orangtua atau kepada kedua orangtuanya.
Maka sebagai orang tua, Novita mengingatkan akan penting untuk menjaga hubungan dengan anak, memahami pertemanan mereka, serta apa yang mereka tonton, dengar, dan dengan siapa mereka bergaul, agar komunikasi dapat dibangun dengan baik.
Selain itu, mencari bantuan psikolog bukanlah hal yang tabu atau memalukan, karena kadang anak membutuhkan orang profesional untuk berbicara tentang masalah yang sulit diungkapkan, termasuk kepada orangtua.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Penceramah Buya Yahya yang mengingatkan agar tidak malu membawa anak ke psikolog jika memang tampak ada masalah mental.
Hal itu dijelaskan Buya Yahya usai dirinya mendapatkan pertanyaan dari seorang jemaah yang mengalami ketakutan dan merasa ada orang yang berbicara di dirinya.