- ANTARA/IPPHOS/asf/Koz/1969
Bromocorah Besar Kusni Kasdut Menangis saat Bertobat, Ternyata Ada yang Lebih Penting dari Agama..
"Saudara Kusni, berdasarkan sifat baru dari lembaga kita, di sini dilaksanakan juga pelajaran budi pekerti dan agama. Apakah mungkin saudara tertarik mengikuti salah satunya?," celoteh Sukoharjo kepada Kusni.
Kusni seketika terjerumus dalam kebimbangan. Bahkan, ia sampai merenung tanpa batas waktu untuk menentukan jawabannya.
Sejak hidup dalam sel tahanan bertahun-tahun, ia memberikan keputusannya. Ia menerima tawaran yang dilontarkan Sukoharjo sebelumnya. Pada dasarnya, ia memang ingin kembali memulai hidupnya dari bawah.
Salah satu orang yang terekam dalam memori Kusni, Iersel mencoba datang ke sel tahanan sebagai tempat bertapanya. Sosok itu langsung berbicara tentang agama di saat sang penjahat sedang berproses taubat.
"Beragama atau tidak, sebenarnya tidak terlalu penting, yang utama ialah berdoa dan berbuat demi sesama, sebab dengan demikianlah kita memuliakan Tuhan," ungkap Iersel kepada Kusni.
Kusni langsung menyerap satu kata terekam dalam pikirannya. Ucapan "doa" yang terlontar dari Iersel membuat perilakunya berubah. Ia coba membuat sebuah benda dengan bahan ydi sekitaran sel tahanan.
Ia membuat sejumlah benda yang telah diciptakannya, antara lain patung salib, pigura, masjid, dan gereja. Itu merupakan suatu kreativitas terbesarnya dibekali dengan ilmu pengetahuan dari hasil mengenyam pendidikan di bidang teknik saat sekolah.
Keahlian Kusni membuat Iersel terpukau. Sang pelaku kejahatan itu mendapat saluran kreativitasnya dari sosok itu. Perampokan ditawarkan kepadanya yang harus beraksi di Museum Nasional. Beberapa orang ahli pencurian akan membantunya saat didatangkan oleh Iersel.
Pembuatan berbagai karya mengisi segala aktivitas Kusni. Tiba-tiba seorang gadis memiliki wajah serupa dengan Ningsih, mantan istrinya mendatangi ke kantor. Ia harus dipanggil pihak lapas bertemu sosok itu.
Tanpa sengaja, seorang gadis telah berusia remaja tiba-tiba memberikan pelukan hangat kepada Kusni sambil menyerukan, "ayah," ungkap gadis itu sambil berlinang air mata.
Gadis itu mengaku punya nama "Ninik" saat memperkenalkan kepadanya. Apalagi, sosok remaja itu kembali melontarkan kata "ayah".
Seketika, sekujur tubuh Kusni mendadak kaku seperti mengalami pembekuan terkena es yang sangat dingin. Pasalnya, ia merasakan malu yang sangat dahsyat dan menganggap air mata gadis itu tidak pantas menyentuh tubuhnya.