- Tangkapan layar YouTube Emaan
Ketika Mengamalkan Sholawat Nabi Memangnya Boleh Mengucap Sayyidina? Syekh Ali Jaber Nyatakan Kalimat itu...
tvOnenews.com - Sholawat Nabi menjadi bacaan yang dilantunkan umat Muslim memberikan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Sholawat Nabi juga menjadi bentuk penghormatan untuk Nabi Muhammad SAW.
Dari salah satu hadits menerangkan bagi yang membaca sholawat Nabi akan disholawatkan oleh Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang bersholawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi & Nasa'i)
Namun, biasanya banyak orang masih merasa kebingungan terkait kebutuhan membaca kata "sayyidina" dalam kalimat sholawat Nabi.
Meski begitu, kata sayyidina mengandung makna sebagai bentuk penghormatan dan kelembutan saat menyebut nama Nabi Muhammad SAW.
Ilustrasi membaca amalan sholawat Nabi menggunakan kalimat sayyidina setelah shalat. (Istimewa)
Lantas, apakah umat Muslim harus melantunkan sayyidina dalam sholawat Nabi? Almarhum Syekh Ali Jaber membahas terkait kalimat tersebut.
Dilansir tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube Hadits TV, Minggu (8/9/2024), almarhum Syekh Ali Jaber menjelaskan tentang sholawat Nabi.
Mulanya almarhum Syekh Ali Jaber menyampaikan bahwasanya sholawat Nabi memiliki syafaat yang luar biasa.
Almarhum mantan Imam Besar Masjidil Haram itu menegaskan syafaat yang didapatkan seseorang setelah mengamalkan sholawat Nabi langsung dari Nabi Muhammad SAW.
Hal ini mengacu sholawat Nabi sebagai tanda bahwa Allah SWT dan para malaikat turut bersholawat untuk Rasulullah SAW.
"Amalan yang bisa menjaminkan syafaat Nabi Muhammad SAW adalah perbanyak sholawat," ucap almarhum Syekh Ali Jaber.
Namun, almarhum Syekh Ali Jaber mengingatkan niat dari masing-masing individu menjadi penentu mendapat syafaat saat rutin mengamalkan sholawat Nabi.
Ia menyebutkan jika seseorang rutin membaca sholawat Nabi tidak disertai niat sebagai penentu pendapatan syafaatnya.
"Dan ini kembali kepada kemauan kita, kira-kira kemauan untuk mendapat syafaat sejauh apa, sebesar apa, di situlah akan terlihat banyak sholawat atau tidak," jelasnya.
Almarhum mantan Juri Hafiz Indonesia itu pun menyatakan jumlah bacaan sholawat yang diamalkan tidak menjadi penentu apabila tak disertai niat.
Ia menyatakan jika seseorang menanamkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dipastikan memperbesar niat memperbanyak sholawat.
"Jadi masalah sholawat bukan masalah jumlahnya, ada orang ratusan ribu, semakin dia cinta dan betul-betul mengharapkan syafaat Nabi Muhammad pasti akan semakin banyak sholawat," terangnya.
Almarhum pendakwah kelahiran asal Madinah itu menjelaskan bahwa, seseorang juga mendapat 10 rahmat dari Allah SWT selain syafaat Nabi Muhammad SAW.
"Jangankan dapat jaminan syafaat, satu kali saja sholawat kepada Rasul dapat 10 rahmat," tegasnya.
Lanjut, ia mencontohkan bacaan sholawat Nabi yang biasa diamalkan setiap umat Muslim.
"Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, boleh," terangnya.
Ia berpendapat bagi orang yang menambahkan kata sayyidina tidak menjadi masalah.
"Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad, boleh," katanya.
Ia menjelaskan tidak ada batasan syarat dan ketentuan mengucap sholawat Nabi, seperti ditambah menggunakan sayyidina.
"Jangan ribut masalah bahasa, sayyiduna boleh, tidak pakai sayyiduna boleh, mau yang panjang boleh, mau yang pendek boleh," paparnya.
Almarhum Syekh Ali Jaber menuturkan kalimat sayyidina dalam sholawat dari segi kegunaannya.
Ia menyebutkan hal ini mengacu kepada pimpinan termasuk umat Islam langsung oleh Nabi Muhammad SAW.
"Kalau kita bilang sayyiduna memang Nabi Muhammad sayyiduna, mau atau tidak mau, dia sayyiduna, bahkan seluruh manusia pimpinannya Nabi Muhammad SAW," jelasnya.
"Dan Rasul sendiri bersabda Saya sayyid, memiliki keutamaan di sisi Allah SWT," lanjutnya.
"Jadi tidak ada masalah, yang penting perbanyak sholawat," tandasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)