- Kolase tangkapan layar YouTube Novel Muhammad Alaydrus & Tim tvOnenews
Aliran Rezeki Malah Makin Sempit kalau Shalat Dhuha Masih Keliru, Penyebabnya Kata Habib Novel Alaydrus karena...
tvOnenews.com - Shalat dhuha menjadi ibadah yang memiliki hukum sunnah muakad.
Shalat dhuha mempunyai waktu pelaksanaannya untuk dikerjakan umat Muslim pada pagi hari.
Shalat dhuha juga berfungsi sebagai pembuka pintu rezeki bagi seorang Muslim yang selalu rutin mengerjakannya di setiap pagi.
Meski begitu, Habib Novel Alaydrus mengingatkan bahwa keutamaan shalat dhuha untuk mendatangkan aliran rezeki tidak selalu berjalan lancar.
Menurutnya, orang yang sudah rutin shalat dhuha masih diberikan ujian oleh Allah SWT melalui aliran rezeki hidupnya masih sempit.
Ilustrasi seorang pria sujud saat shalat dhuha agar meraih keutamaan aliran rezeki. (Freepik)
Mengapa aliran rezeki belum juga datang saat sudah rutin mengerjakan shalat dhuha? Habib Novel Alaydrus mengungkap penyebab keberkahan masih tidak diberikan oleh Allah SWT.
Bagi Anda ingin mengetahui bagi seseorang telah merutinkan shalat dhuha masih mengalami rezeki seret dalam hidupnya, mari simak penyebabnya di sini.
Dikutip tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube Sulthonul Quluby, Minggu (4/8/2024), Habib Novel Alaydrus menerangkan shalat dhuha mempunyai banyak manfaat di dalamnya.
Dalam suatu ceramah, Habib Novel Alaydrus menjelaskan salah satu shalat sunnah yang bisa meraih aliran rezeki yakni shalat dhuha.
Menurutnya, shalat dhuha menjadi momen yang tepat bagi seseorang masih merasa rezeki hidupnya belum datang dan seret.
Ia mengatakan shalat dhuha sebagai ibadah sunnah pendatang aliran rezeki bertubi-tubi sudah dijelaskan dalam hadis riwayat dari Abu Darda, begini bunyinya:
يا ابنَ آدمَ اركعْ لي من أولِ النهارِ أربعَ ركَعاتٍ أكْفِكَ آخِرَه
Artinya: "Wahai anak Adam, rukuklah (shalat) karena Aku pada awal siang (shalat dhuha) empat rakaat, maka Aku akan mencukupi (rezeki)mu hingga sore hari." (HR. Tirmidzi)
Namun, pimpinan majelis ilmu dan dzikir Ar-Raudhoh, Surakarta, Jawa Tengah itu menyatakan harapan shalat dhuha mendatangkan keutamaan aliran rezeki tidak selalu mulus.
Ia menyebutkan rezeki belum datang karena ada kekeliruan dalam cara pelaksanaan ibadah dhuhanya.
"Jawabannya simpel, dhuhamu keliru, shalat dhuhanya enggak keliru, tapi caramu yang keliru," kata Habib Novel Alaydrus.
Pendakwah kelahiran dari Kota Surakarta itu menjelaskan harapan untuk mendapatkan rezeki agar menjadi kaya raya melalui shalat dhuha adalah cara yang salah.
Menurutnya, seseorang tidak boleh mempunyai acuan mendatangkan rezeki untuk selalu berusaha rutin shalat dhuha.
Meski orang tersebut mempunyai tujuan yang bagus agar senantiasa mengerjakan dhuha setiap hari.
Ia pun menegaskan shalat dhuha harus disertakan dengan semangat bukan mewujudkan harapan untuk mendapat timbal balik berupa rezeki.
"Kelirunya dimana? Shalat dhuha itu bukan shalatnya pengangguran, bukan shalatnya orang malas," terangnya.
Ia menyebut semangat bekerja menjadi anjuran Rasulullah SAW terhadap para sahabatnya dan shalat dhuha sebagai amalan perantaranya.
"Shalat dhuha itu shalat yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada teman-temannya, sahabat-sahabatnya yang rajin bekerja," tuturnya.
Pria berusia 49 tahun itu mengatakan Rasulullah SAW selalu mengajarkan agar para sahabat dan umatnya menyempatkan shalat dhuha di tengah kesibukan pekerjaannya.
"Sama Nabi diajari kalau di tengah kesibukan tersebut hendaknya kamu shalat sunnah dhuha," paparnya.
Ia berpendapat orang yang sibuk bekerja untuk mengisi waktu melaksanakan shalat dhuha maka segala hajatnya dikabulkan oleh Allah SWT.
"Nanti kebutuhanmu akan dipenuhi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala," imbuhnya.
Da'i kelahiran 24 Juli 1975 itu menyatakan antara orang kaya dan miskin tidak bisa dibedakan karena shalat dhuha mereka sama-sama bisa mendatangkan rezeki seluas samudera.
Jika orang kaya mempunyai niat baik dalam meraih rezeki akan langsung disetujui oleh Allah SWT pada waktu tersebut.
Namun, apabila mereka tetap bersikeras berpegang teguh shalat dhuha diharapkan mendatangkan rezeki maka ukurannya berbeda dari Allah SWT.
"Nah ini banyak tengah-tengah nganggur salat dhuha, bedanya besar atau kecil? Besarkan," terangnya.
Ia menegaskan orang yang sedang sibuk bekerja pada pagi hingga siang hari menyempatkan shalat dhuha sebagai momen tepat meraih keutamaannya.
Hal itu mengacu dari sunnah Rasulullah SAW dan anjuran kepada para sahabatnya untuk tidak lupa mengerjakan sunnah dhuha di tengah sibuk bekerja.
"Nomor satu tuh kalo pengen afdal ya dhuhanya kerjakan ketika sibuk kerja," tuturnya.
Ia menyampaikan waktu pekerjaan rela ditinggalkan oleh seorang Muslim sangat disukai oleh Allah SWT.
"Dihargai sibuk bekerja ingat Allah, sama Allah ingatnya di tengah sibuk kerja diganti dengan kecukupan yang luar biasa," bebernya.
"Diliat oleh malaikat ini saat sibuk dia mau dua rakaat dhuha," lanjutnya.
Ia memberikan satu kasus perihal ada mahsiswa menyempatkan gelar sajadah hanya demi tidak meninggalkan shalat dhuha pada jam istirahat kuliahnya.
Ia berpendapat Allah SWT sangat menyukai dari kisah mahasiswa tersebut untuk tetap rutin ibadah dhuha daripada beristirahat tidak menyempatkan shalat sunnahnya di waktu istirahat.
"Yang besar dan sangat luar biasa kalau nanti kamu saat sibuk kuliah, yang lain itu ke kantin makan, kamu gelar sajadah di dalam kelas," jelasnya.
"Akhirnya kok sibuknya cari ilmu dikasih ilmu, kalau sibuk cari duit dikasih duit ya, sibuknya butuh hajat maka dipenuhi hajatnya, resepnya itu," tutupnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)