- Kemenag
Melatih Demi Terbiasa Siaga Bencana Alam, Kemenag Ajak Takmir Masjid dan Penyuluh Agama
Jakarta, tvOnenews.com - Kasubdit Kepustakaan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Nur Rahmawati mengatakan pihaknya memberikan pelatihan siaga bencana alam.
Ia menyampaikan bahwa Kemenag mengadakan pelatihan siaga bencana alam dengan mengajak takmir masjid, penyuluh agama, dan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) di Sumatera Barat (Sumbar).
"Mereka (takmir dan penyuluh agama) adalah tokoh di lingkungan mereka masing-masing," ujar Nur Rahmawati dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
"Dengan pelatihan ini, diharapkan mereka dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat sekitar terhadap bencana," sambungnya.
Ia menyebut Kemenag bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Management of Social Transformation Programme (Most UNESCO), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar untuk menggelar kegiatan pelatihan siaga bencana alam.
Lanjut, ia merincikan ada tiga tujuan dari pelatihan yang diadakan oleh Kemenag RI.
Tujuan pertama mampu memaksimalkan pemanfaatan pengetahuan lokal dalam meningkatkan pengurangan risiko bencana di Sumbar.
Kedua, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membangun kesiapsiagaan dan adaptasi, melalui pendidikan literasi bencana yang inklusif dan keberlanjutan.
"Terakhir, diharapkan mampu melahirkan rekomendasi berupa kebijakan yang efektif untuk pemanfaatan pengetahuan lokal dan teknologi informasi dalam mitigasi dan manajemen risiko bencana," jelasnya.
Sementara, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menanggapi bahwa potensi bencana sangat tinggi di wilayah Sumbar.
Misalnya berbagai bencana yang sudah menimpa Sumbar sebelumnya ada gempa bumi, tsunami, banjir, erupsi gunung api, dan lainnya.
Mahyeldi mengharapkan pelatihan tersebut dapat memberi wawasan tentang bencana dan kesiapsiagaan, terutama bagi kelompok difabel, yang paling rentan saat terjadi bencana.
"Workshop ini dapat mendukung masyarakat Sumatera Barat untuk bisa menyikapi bencana dan mengurangi risikonya," kata Mahyeldi
Sementara itu Direktur Eksekutif Most UNESCO Fakhriati mengatakan pelatihan ini merupakan respons terhadap kejadian bencana dahsyat beberapa bulan lalu di Sumbar.
"Banjir galodo di selingkar Gunung Marapi, Kabupaten Agam dan Tanah Datar, serta banjir di Pesisir Selatan dan kabupaten lainnya menjadi perhatian kita bersama," tandasnya.
(ant/hap)