- Antara
Bawa Misi Perdamaian, Paus Fransiskus akan ke Indonesia, Muhammadiyah: Kita Harap Punya Persepsi Sama
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Hubungan dan Kerja Sama Internasional Syafiq A Mughni menyoroti rencana kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.
Syafiq berharap misi perdamaian Paus Fransiskus saat menuju Indonesia mempunyai tujuan yang sama dengan PP Muhammadiyah untuk dijadikan momentum kebersamaan antar umat beragama.
"Muhammadiyah berharap kita memiliki persepsi yang kurang lebih sama. Misalnya dalam bagaimana kita membangun mutual trust di antara kita," ungkap Syafiq dalam acara seminar secara daring di Jakarta, Selasa (23/7/2024).
Ia menjelaskan Muhammadiyah dan umat beragama di Indonesia tidak pernah melanggar dalam menjaga moderasi beragama.
Ini menjadi pembuktian bahwa Indonesia selalu menciptakan perdamaian dan kerukunan dalam urusan beragama dan terus menjaga toleransi.
Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq A Mughni tanggapi soal rencana kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. (Antara)
"Sebab kita tidak mengingkari kerap terjadi di berbagai kawasan dunia dan barangkali di negara kita muncul distrust atau saling curiga antara satu kelompok dengan lain," jelasnya.
Meski begitu, Ketua PP Muhammadiyah itu menuturkan persamaan persepsi harus benar-benar dilakukan bagi seluruh agama di Indonesia.
Ia menyampaikan anjuran menerapkan persepsi yang sama tersebut mengingat ada banyak kejadian menimbulkan konflik di dunia. Konflik tersebut tidak berupa tentang agama saja juga berkaitan dengan isu lain.
Isu-isu menyebabkan konflik selain agama di antaranya ekonomi, sosial, budaya, politik dan sebagainya.
Ia mencontohkan ketika umat Islam memberikan persepsi positif kepada umat Katolik. Sebaliknya, umat Katolik turut menyampaikan pandangannya kepada umat penganut Agama Islam di Indonesia.
"Itu bisa menjadi kekuatan ampuh dalam membangun kehidupan bersama," katanya.
Lanjut, Syafiq mengatakan terkait situasi dunia dari lingkup nasional dan internasional harus didefinisikan secara sama oleh umat beragama. Hal itu menjadi cara pengimplementasian menyatukan pandangan dalam mewujudkan moderasi beragama.
Menurutnya, jika umat masing-masing agama terus mempertahankan perbedaan pendapat dan pandangannya maka akan berpotensi menimbulkan konflik.
Tak hanya itu, perbedaan tersebut tidak akan pernah membuat umat beragama menyatu untuk perdamaian dan membentuk keadilan agar tidak terjadi antara negara kaya dan miskin.