- dok.tangkapan latar YouTube
Meski Menyesuaikan Kemampuan, Shalat Tahajud Lebih Afdhol Bukan 4 Rakaat, Kata Ustaz Adi Hidayat yang Dicontohkan Nabi Muhammad SAW Ada ...
Jakarta, tvOnenews.com-- Shalat tahajud atau yang sering disebut shalat malam dijalankan sesuai kebutuhan atau kemampuan.
Kemampuan yang dimaksud jumlah rakaatnya beragam dan bisa dipilih. Tahajud tergolong ibadah sunnah yang dianjurkan, karena memiliki banyak keistimewaan.
Dalam pelaksanaannya, shalat tahajud dilakukan di malam hari setelah bangun tidur.
Sebagaimana disampaikan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 79:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
Sementara, jumlah rakaatnya tidak dibatasi, namun setiap 2 rakaat ditutup dengan salam.
Lalu berapa jumlah rakaat yang dicontohkan nabi Muhammad SAW?.
Hal ini akan dijawab Ustaz Adi dalam ceramah di YouTube Adi Hidayat Official, menjelaskan memang benar jumlah rakaat tahajud bisa disesuaikan keadaan dan kemampuan seseorang.
"Teman-teman sekalian nabi Muhammad pernah tunaikan 4,7 rakaat ataupun 11 rakaat sampai 13 rakaat, dan dari sini anda harus melihat, keutamaan dari berbagai banyaknya jumlah rakaat dalam tahajud," ujar Ustaz Adi dikutip, Minggu (21/7/2024).
"Tergantung pada keadaan dan kemampuan kita, kadang-kadang kita mampu 11 rakaat tapi nabi Muhammad SAW pernah 13 rakaat," ungkap UAH.
Lebih lanjut, Ustaz Adi menegaskan kalau kaidah umumnya shalat tahajud, memang tidak memiliki batas rakaat.
"Nabi pernah menyampaikan dalam hadis riwayat al Bukhari nomor 460. Dalil rakaat tak terbatas dalam kurung ditunaikan dengan dua rakaat dan 1 witir," terangnya.
"Sehingga secara umum memang shalat tahajud jumlah rakaatnya tak terbatas. Apabila ingin memulainya tahajud bisa dengan 2- 2, yang rakaat 2 salam terus 2 rakaat lagi tahajud dan 1 rakaat witir," katanya Ustaz Adi Hidayat.
Sehubungan dengan tahajud, Ustaz Adi sebut kalau jumlah rakaat tahajud lebih afdhol bersama witir.
"Nabi pernah menyampaikan dalam hadits riwayat al Bukhori nomor 460. Dalil rakaat tak terbatas dalam kurung ditunaikan dengan dua rakaat dan 1 witir," pesan Ustaz yang akrab disapa UAH ini.
Dengan demikian, untuk lafal niat dan doa shalat tahajud sebagaimana berikut:
Awalnya, mengucapkan niat shalat Tahajud:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
“Aku menyengaja shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Jangan lupa mengakhiri shalat tahajud dengan membaca doa.
Ini yang dipanjatkan Rasulullah, berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim sebagaimana berikut:
اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
"Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” (klw)
Waallahualam