Ilustrasi jemaah shalat setelah mendengar teks khutbah Jumat singkat dari khatib.
Sumber :
  • Istimewa

Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru 5 Juli 2024: Kilas Peristiwa Asyura dan Amalan 10 Muharram

Jumat, 5 Juli 2024 - 04:28 WIB

tvOnenews.com - Teks khutbah Jumat menjadi bagian bentuk amalan sebelum mengerjakan shalat Jumat.

Biasanya khatib melakukan agenda ceramah dengan membaca teks khutbah Jumat sesuai tema yang sudah ditentukan demi menyampaikan informasi, nasihat hingga pengingat kepada jemaah.

Khatib shalat Jumat bisa mengambil teks khutbah Jumat versi baru ini secara singkat untuk pelaksanaan shalat Jumat pada 5 Juli 2024.

Teks khutbah Jumat singkat ini menjadi bagian versi terbaru karena mengambil tema "Kilas Peristiwa Asyura dan Amalan 10 Muharram".

Tema teks khutbah Jumat ini menjadi pengingat senantiasa umat Muslim khususnya kepada jemaah shalat bisa menyambut dan melakukan berbagai amalan pada 10 Muharram.


Ilustrasi berdoa sebagai amalan di hari Asyura dikenal 10 Muharram. (Tim tvOnenews)

Bahwasanya 10 Muharram menjadi bagian dari salah satu 10 hari awal di bulan mulia atau Tahun Baru Islam.

Maka, khatib dapat menyampaikan isi pesan dan maknanya terkait kisah Asyura dan berbagai amalan yang bisa dikerjakan pada 10 Muharram sebelum memulai shalat Jumat.

tvOnenews.com membagikan teks khutbah Jumat ini versi singkat dan terbaru diambil dari rekomendasi kanal resmi Yayasan Amal Jariyah Indonesia.

Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru Tema Kilas Peristiwa Asyura dan Amalan 10 Muharram

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: ‎وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Kaum Muslimin jemaah Jumat yang berbahagia

Para jemaah Jumat yang berada di depan khatib mari sekarang kita senantiasa bersyukur dan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT sudah memberikan banyak seluruh kenikmatan, rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Ini menjadi suatu keberkahan bahwa kita masih diberikan kesempatan shalat Jumat dalam menyambut bulan Muharram sebagai Tahun Baru Islam dalam kondisi iman, Islam hingga tetap diberikan kesehatan untuk selalu ibadah kepada Allah SWT.

Khatib terus kembali mengingatkan bahwasanya bulan Muharram salah satu bulan mendapat kehormatan dimana masuk dalam daftar empat bulan paling mulia karena pahalanya dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Allah SWT memberikan nama empat bulan mulia tersebut salah satunya Muharram, yakni bulan asyhurul hurum (bulan-bulan mulia).

Ada satu hari di 10 hari awal bulan Muharram, yakni tepatnya pada 10 Muharram sebagai hari mulia dikenal dengan hari "Asyuro".

Lantas, apa saa peristiwa penting yang berada di tanggal 10 Muharram pada kala itu?

Kaum muslimin rahimakumullah

Khatib ingin menjelaskan bahwa hari Asyuro sebagai bentuk pengingat Allah SWT memberikan penyelamatan terhadap Nabi Musa AS dan Bani Israil dari tenggelamnya Fir'aun bersama bala tentaranya.

Dari Ibnu Abbas RA mengatakan terkait kisah Nabi Muhammad SAW menemui orang-orang Yahudi tengah berpuasa di hari Asyura sebagai bentuk peringatan atas kemenangan Nabi Musa AS dan bani Isra'il dari Fir'aun, begini bunyinya:

لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ فَقَالُوا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْفَرَ اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ وَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ثُمَّ أَمَرَ بِصَوْمِهِ

Artinya: "Setibanya Nabi SAW di Madinah, beliau bertemu orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Mereka ditanya tentang masalah itu, lalu mereka menjawab; “Ini adalah hari di saat Allah memenangkan Musa ‘alaihissalam dan bani Isra’il atas Fir’aun. Dan kami berpuasa untuk mengagungkan hal itu.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kami lebih berhak kepada Musa daripada kalian.” Kemudian beliau memerintahkan untuk berpuasa pada hari ‘Asyuro`." (Muttafaqun ‘Alaihi)

Ada juga bentuk pengigat peristiwa lain yang memiliki keunikan pada hari Asyuro di antaranya Allah SWT menerima taubat dari Nabi Adam AS, pengangkatan Nabi Idris AS ke tempat tinggi dan dimuliakan.

Tidak sampai di situ, peristiwa di hari Asyuro melihatkan kisah Nabi Ibrahim AS  selamat dari kobaran api, pengangkatan Nabi Isa AS menuju langit, ampunan untuk Nabi Dawud AS.

Kemudian, kisah Nabi Yunus AS mendapat ampunan saat berusaha keluar dari perut paus, kerajaan Nabi Sulaiman AS dikembalikan, menghindari penyakit dirasakan Nabi Ayyub AS hingga peringatan mengeluarkan Nabi Yusuf AS dari penjara.

Dari situ semuanya apakah hal tersebut berada di hari Asyuro?

Kaum muslimin rahimakumullah

Imam ibnul Jauzi Rahimahullah ternyata memilah kategori peristiwa tersebut dinamai maudhuaat yakni kabar palsu.

Imam As-Suyuthi Rahimahullah juga mendata dalam kitabnya bernama "al-Lai’ al-Mashnu’ah fi al-Ahadits al-Maudhu’ah" sebagai karyanya yang memasukkan hadits palsu.

Beberapa ulama lainnya juga memberikan pendapat dari berbagai peristiwa tersebut terjadi di hari Asyuro tidak terbukti berdasarkan nash shahih.

Sampai kini peristiwa Nabi Musa AS dan bani Israil menjadi yang tersahih karena Allah SWT menyelamatkan mereka dari ancaman kejaran Fir'aun beserta bala tentaranya dilakukan dengan cara penenggalaman.

Kisah kedua berdasarkan nash shahih ada peristiwa dimana kapal Nabi Nuh AS bersama pengikutnya lolos dari banjir terbesar sepanjang sejarah karena diselamatkan oleh Allah SWT.

Kaum muslimin rahimakumullah

Bulan Muharram berdasarkan penjelasan umum memiliki anjuran memperbanyak amalan puasa sunnah dinilai paling baik setelah Ramadhan sebagai bentuk puasa terjadi di bulan Muharram, Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Artinya: "Sebagus-bagus puasa setelah puasa Ramadhan adalah pada bulan Allah yang bernama Muharram." (HR. Muslim)

Munculnya hari Asyuro bukan menjadi hari bersedih seperti diibaratkan dilakukan oleh orang syiah dan tidak sebagai bentuk hari raya bahagia disuguhkan makanan dan minuman seperti kedua hari raya besar, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.

Hari Asyuro mendapat julukan sebagai hari mulia senantiasa umat Muslim untuk melakukan amalan puasa sesuai perintah Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.

Jemaah Jumat yang berbahagia

Puasa di hari Asyuro memiliki keutamaan yang penjelasannya sudah termaktub di Hadits Riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Artinya: "Dan puasa di hari Asyura saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu." (HR Muslim)

Jemaah shalat Jumat wajib mengetahui sebelum puasa Ramadhan diwajibkan bahwa Allah SWT pernah menetapkan puasa Asyuro menjadi kewajiban tidak boleh ditinggalkan umat Muslim.

Aisyah RA meriwayatkan:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه

Artinya: "Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan (tidak mewajibkan) puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya." (Muttafaqun ‘alaihi)

Hadits di atas melihatkan puasa sunnah Asyuro sangat penting setelah mengamalkan puasa di hari tasua.

Ada sejumlah ulama berpendapat anjuran puasa dilakukan umat Muslim cukup tiga hari meliputi tanggal 9-11 Muharram atau tepat pada 9, 10 dan 11 Muhrram.

Hadirin Jumat rahimakumullah

Demikian khatib menyampaikan khutbah Jumat pertama ini berharap Allah SWT selalu memberikan taufiq-Nya kepada semua dikhususkan untuk jemaah shalat Jumat di sini.

Amalan puasa Asyuro menjadi harapan sebagai penyempurnaan puasa asyuro.

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:45
07:17
09:23
06:24
03:16
02:16
Viral