Lempar Jumrah di Jamarat Pada Tanggal 11 Zulhijjah 1445 H.
Sumber :
  • Henri Lukmanul Hakim/ Media Center Haji 2024

Bagaimana Cara Jadi Haji Mabrur dan Menjaganya Setelah Pulang dari Tanah Suci?

Jumat, 21 Juni 2024 - 04:39 WIB

Madinah, tvOnenews.com - Setiap jemaah haji pastilah berharap menjadi mabrur.

Hal ini karena Allah Swt memberikan jaminan pahala besar serta jaminan masuk surga, bagi seseorang yang hajinya mabrur.

Hal ini sebagaimana hadis yang dijelaskan berikut ini.

عن أبي هريرة رضى الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :

الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة.

Kiai Wazir Ali selaku Konsultan Bimbingan Ibadah PPIH Daker Madinah menjelaskan, untuk mengimplementasikan hadis di atas, para ulama memberikan penjelasan tentang deskripsi haji mabrur dengan bermacam macam.

Ada ulama ada yang mendeskripsikan kemabruran dengan prosesi manasik yang tidak terkotori oleh dosa.

“Ada juga yang mendeskripsikan dengan prosesi manasik yg terbebas dari unsur riya' dan sum'ah dan lain sebagainya,” ujar Kiai Wazir Ali kepada tvOnenews.com yang menjadi anggota Media Center Haji 2024 di Madinah.

Menurut Kiai Wazir, pendapat-pendapat tersebut pada dasarnya hampir berdekatan esensinya.

“Yang notabene bisa diakumulasikan dengan manasik yg sudah benar/sesuai dg aspek hukum fiqihnya, ditunaikan dengan cara yang paling sempurna,” katanya.


Suasana saat Jemaah Haji Thawaf Ifadhah di Masjidil Haram pada Tanggal 13 Zulhijjah 1445 H (Sumber: Tovic/Media Center Haji 2024)

Adapun rincian detailnya yang dijelaskan oleh Kiai Wazir adalah sebagai berikut.

1. Laksanakan Haji Ikhlas karena Allah SWT

Hal pertama tanda haji mabrur adalah jika hatinya murni karena Allah SWT.

“Hatinya murni untuk taqorrub kepada Allah SWT, tidak ada tujuan tujuan lain kecuali lillah, tidak ada unsur riya', sum'ah, bangga banggaan, sombong dll,” jelasnya.

Hal itu kata Kiai Wazir sesuai dengan ayat berikut ini.

ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا

2. Sesuai dengan Petunjuk Rasulullah SAW

Hal kedua yang dapat menjadikan mabrur kata Kiai Wazir adalah jika pelaksanaan haji sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW.

Hal itu sebagaimana hadis berikut ini

عن جابر رضى الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول لأصحابه : لتأخذوا عني مناسككم فإنى لا أدرى لعلى لا أحج بعد حجتى هذه.

“Rasulullah saw berkata kepada para sahabat: Ikutilah proses manasikku, karena aku tidak tahu, apakah aku bisa haji lagi setelah haji ini atau tidak,” jelasnya.

3. Lakukan Kewajiban Haji

Sementara hal ketiga yang dapat menjadikan haji mabrur adalah jika selama haji seseorang melakukan kewajiban kewajiban haji.

“Baik yg terkait dg haji misalnya ihram dari miqat dll, atau yang terkait dengan kewajiban yang lain secara umum, semisal shalat dll,” jelasnya.

4. Harus Jauhi Muharramat

Hal keempat, kata Kiai Wazir, selama haji seorang Muslim harus menjauhi muharramat atau sesuatu yang dilarang dalam haji.

“Semisal larangan larangan ihram, maupun larangan lain yang bersifat umum, seperti ghibah, menyakiti seseorang, melihat hal-hal yang dilarang,” jelasnya.

Selain itu juga harus menjauhi larangan rafash, maksiat dan bertengkar.

فمن فرض فيهن الحج فلا رفث ولا فسوق ولا جدال فى الحج.

5. Biaya Hajinya Murni dari Harta yang Halal

Kelima, kata Kiai Wazir, jika ingin hajinya mabrur maka harus menggunakan harta yang halal untuk berhaji.

“Harus halal sumber hartanya,” ujarnya.

Hal ini sebagaimana ayat berikut ini.

قال تعالى : 

ياأيها الذين ءامنوا أنفقوا من طيبات ما كسبتم ومما أخرجنا لكم من الارض .

Sementara dalam hadis dinyatakan:

عن أبي هريرة رضى الله عنه مرفوعا : إذا خرج الرجل حاجا بنفقة طيبة ووضع رجله فى الغرز نادى مناد : لبيك اللهم لبيك ناداه مناد من السماء : لبيك وسعديك زادك حلال وراحلتك حلال وحجك مبرور غير مأزور 

وإذا خرج الرجل بالنفقة الخبيثة فوضع رجله فى الغرز فنادى لبيك اللهم لبيك ،ناداه مناد من السماء : لا لبيك ولا سعديك زادك حرام ونفقتك حرام وحجك غير مبرور.

Dari Abu Hurairah ra :

Ketika seseorang keluar rumah untuk berhaji dengan nafaqoh / bekal yang halal, lalu dia naikkan kakinya ke atas kendaraan (unta,pesawat terbang,dll ), kemudia dia bertalbiyah, maka malaikat dari langit memanggil manggil :

“Engkau penuhi panggilan Tuhanmu, bekal sangumu halal, kendaraan/ tranportasimu halal, maka hajimu mabrur, sebaliknya jika seseorang keluar rumah untuk berhaji, dengan menggunakan uang panas, uang haram, kemudian dia menginjakkan kakinya ke atas kendaraan, lalu dia bertalbiyah, maka ada malaikat yang ada di langit memanggil manggil : tidak aku terima panggilanmu!

“Bekalmu haram, nafkahmu haram ,maka hajimu tidak mabrur,” ujarnya.

6. Saat Haji Perbanyak Dzikir

Kemudian, selama haji seorang Muslim harus memperbanyak dzikir kepada Allah.

“Dengan bacaan takbir, tahmid, tahlil, baca qur'an, do'a dan amar ma'ruf, mengajak kebaikan, memberi makan, menolong orang yang membutuhkan pertolongan, menutup hajat dan memberi kebutuhan yang membutuhkan,” tandas Kiai Wazir.

Di samping deskripsi di atas, haji mabrur dipertegas lagi dengan hadis berikut :

الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة ، قالوا : وما بره يا رسول الله ؟ قال : إطعام الطعام وبر الكلام

Kata Rasulullah SAW : Haji mabrur itu tidak ada balasan kecuali surga.

Para sahabat bertanya :

Apa ciri kemabrurannya ya Rasul !

Memberi makan (solidaritas sosial yang tinggi, dermawan) dan ucapan yang baik, yang santun, menyejukkan, tidak menyakiti dan tidak menyebarkan berita palsu, serta lain sebagainya.

Hal itu kata Kiai Wazir, juga ada dalam sebagian riwayat :

إطعام الطعام وإفشاء السلام

Memberikan makan (dermawan, solidaritas yang tinggi) dan menyebar salam, tentu menyebarkan damai, kehadirannya menjadi duta duta perdamaian di lingkungannya.

“Semoga para jamaah bisa melestarikan haji mabrurnya, tentu dengan peningkatan iman dan takwanya, rajin ibadahnya, baik (bersih) hatinya, meningkat jiwa solidaritas sosialnya, damai, harmoni di lingkungan sosialnya,” harap Kiai Wazir.

Wallahu’alam

(put)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:41
01:11
14:44
02:37
00:48
01:45
Viral