- internet
Kisah Nabi Sulaiman
Sang hudhud pun tak lama kembali bergabung dengan pasukan. Ia menceritakan penemuannya tentang sebuah negeri yang dipimpin oleh seorang yang cerdik lagi kaya raya. Lalu hudhud melanjutkan, bahwa pemerintahan dan rakyat negara bernama Saba' ini ternyata dikelabui iblis sehingga menyembah matahari.
Untuk mencari tahu kebenarannya, Nabi Sulaiman lalu menulis sebuah surat yang ditujukan kepada Balqis, sang ratu pemimpin Saba'. Ia memerintahkan hudhud tersebut untuk mengantarkannya dan bersembunyi setelahnya untuk mengetahui reaksi Balqis saat membacanya.
Hudhud mematuhi perintah tuannya dan segera setelah menjatuhkan surat tersebut ia pun terbang bersembunyi. Surat tersebut berisi permintaan sekaligus ancaman. Isinya berbunyi: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (Q.S. An-Naml, ayat 30-31)
Balqis, sang Ratu Saba' merasa gusar dengan isi surat tersebut. Ia segera memanggil menteri dan para penasihat kerajaannya untuk berdiskusi tentang bagaimana merespon surat tersebut. Sebagian besar dari mereka merasa bahwa mereka harus menjawab surat tersebut di medan perang.
Namun, dengan kebijaksanaan dan kesabarannya, Balqis berkata bahwa perdamaian dan persahabatan merupakan pilihan yang lebih baik. Juga bahwa perang hanya akan membawa penghinaan, perbudakan, dan menghancurkan hal-hal baik. Tak hanya itu, Balqis juga memerintahkan bawahannya untuk memberikan hadiah yang besar dan istimewa bagi Nabi Sulaiman sebagai tanda hormat dan persahabatan.
Mengetahui keinginan Balqis tersebut, Nabi Sulaiman AS yang cerdik nan bijaksana mengetahui niat Ratu Saba' untuk mencari informasi kekuatan kerajaan dan pasukan militernya. Ia pun menyambut hal itu dengan mengumpulkan seluruh pasukannya yang terdiri dari manusia, hewan, dan jin untuk berkumpul.
Kisah Nabi Sulaiman ini pun berlanjut setibanya delegasi Balqis di Palestina, mereka dikejutkan dengan reaksi Nabi Sulaiman. Tanpa meminta delegasi tersebut membuka peti harta yang diletakkan di depannya, Sulaiman meminta para delegasi dan hulubalang Ratu Balqis untuk kembali. Ia menyatakan bahwa Allah sudah mencukupkan dirinya dengan harta, kerajaan, dan kenabian serta menegaskan kembali tujuan surat tersebut adalah untuk mengajak kerajaan Saba' untuk bertauhid dan menyembah Allah Yang Maha Esa.