- ANTARA/Ampelsa/aww
Kemenag Semprot Manajemen Garuda Indonesia, Masalah Penerbangan Pesawat Jemaah Haji Terulang Lagi
Jakarta, tvOnenews.com - Juru Bicara Kementerian Agama (Kemenag) RI Anna Hasbie mengatakan tidak ada perbaikan pelayanan penerbangan jemaah haji dari pihak manajemen Garuda Indonesia.
Kemenag merasa manajemen Garuda Indonesia telah gagal memberikan layanan penerbangan pesawat dalam mengangkut jemaah haji 2024 menuju Arab Saudi.
"Kami mencatat banyak persoalan yang terjadi dalam sepekan terakhir penerbangan jemaah haji Indonesia. Kami melihat performa Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk," ujar Anna Hasbie di Jakarta, Rabu (24/5/2024).
Juru Bicara Kemenag RI itu menyebut manajemen Garuda Indonesia belum memberikan layanan terbaik terhadap jemaah haji sejak teguran tertulis dilayangkan pada 16 Mei 2024 lalu.
"Kami sudah sampaikan teguran tertulis, tapi belum ada perbaikan signifikan," tegas Juru Bicara Kemenag RI itu.
Juru Bicara Kemenag RI Anna Hasbie sebut manajemen Garuda Indonesia telah gagal memberikan pelayanan kepada jemaah haji 2024. (MCH 2024)
"Kami melihat manajemen Garuda gagal dalam memberikan layanan terbaik untuk jemaah haji," tambahnya.
Lanjut, Anna menjelaskan Kemenag RI telah mencatat berbagai persoalan penerbangan dalam keberangkatan jemaah haji Indonesia sejak 12 Mei 2024.
Mulanya dari kerusakan mesin pesawat yang mengangkut jemaah haji dari Embarkasi Makassar menjadi sorotan publik.
Bagian sayap kanan pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut jemaah kloter lima Embarkasi Makassar (UPG-05) mengeluarkan api saat take off penerbangan.
Menurutnya, permasalahan pesawat Garuda Indonesia telah mengganggu jadwal keberangkatan jemaah haji Indonesia menuju Tanah Suci.
"Kondisi ini berdampak domino pada keterlambatan sejumlah penerbangan setelahnya," katanya.
Kemudian, ia menuturkan bahwa, keterlambangan juga menjadi permasalahan karena jadwal penerbangan Garuda Indonesia tidak selalu Ontime performance (OTP).
Sehingga Kemenag telah mencatat persentase keterlambatan dari 80 penerbangan pesawat Garuda Indonesia untuk jemaah haji sekitar 47,5 persen.
"38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan," jelasnya.
Ia mengatakan faktor permasalahan ketiga dari perencanaan Garuda Indonesia selalu meleset dan mengakibatkan kloter jemaah terpecah.
"Salah satunya pecah kloter dialami UPG-06 karena Garuda tidak bisa menggantikan pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama," paparnya.