- freepik
Mengenal Syaban, Gerbang Menuju Bulan Suci Ramadhan
Jakarta, tvOnenews.com - Syaban dalam istilah bahasa Arab berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung.
Islam kemudian memanfaatkan bulan ini sebagai waktu untuk menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan.
Di dalam syaban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik sebagai individu maupun dalam lingkup kemasyarakatan.
Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan, maka bulan ini memiliki berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan.
Keutamaan Bulan Syaban
Pada bulan ini, umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri untuk menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh sukacita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.
Hal ini tercantum dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i.
Rasulullah SAW bersabda,
ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم -- حديث صحيح رواه أبو داود النسائي
”Bulan Syaban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Bulan Syaban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa,” (HR Abu Dawud dan Nasa'i).
Sementara berdasarkan hadis Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa (sunnah) lebih banyak daripada ketika Syaban.
Periwayatan ini kemudian mendasari kemuliaan Sya’ban di antara bulan Rajab dan Ramadhan.
Karenanya, pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir dan meminta ampunan serta pertolongan dari Allah SWT.
Pada bulan ini, sungguh Allah SWT banyak sekali menurunkan kebaikan-kebaikan berupa syafaat (pertolongan), maghfirah (ampunan), dan itqun min adzabin naar (pembebasan dari siksaan api neraka).
Sementara dikutip dari muhammadiyah.or.id, Rasulullah dalam hadis riwayat anjuran berpuasa juga dikatakan dalam riwayat Usamah bin Zaid RA.
“Bulan itu, banyak manusia yang lalai, yaitu (bulan) antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkatnya amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa,” demikian penjelasan Rasulullah melalui hadis riwayat Usamah bin Zaid RA.
Namun, kendati Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan umat Islam berpuasa, Nabi Muhammad SAW juga mewanti-wanti umat Islam untuk memahami kemampuan dirinya dalam mengadakan puasa sunnah. Jadi tidak berlebih-lebihan, bahkan cenderung memaksakan andaikata kondisi tidak memungkinkan
Hal ini perlu diperhatikan, karena di bulan Ramadhan seorang muslim diwajibkan berpuasa penuh selama 30 hari.
Jika melaksanakan puasa penuh pada Syaban, dikhawatirkan seseorang akan terganggu keikhlasannya dalam menjalankan puasa Ramadhan.
Semoga artikel ini bermanfaat.
Disarankan bertanya langsung kepada alim ulama atau pendakwah atau ahli agama Islam, agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahu’alam
(put)