Suasana kegiatan Hari Lahir (Harlah) Muslimat NU ke-78 yang diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (20/1/2024)..
Sumber :
  • ANTARA

Ratusan Ribu Ibu-ibu Muslimat NU Sukses 'Hijaukan' Stadion GBK Senayan, Ini Profil Lengkap Badan Otonom NU Itu

Sabtu, 20 Januari 2024 - 11:53 WIB

Jakarta, tvOnenews.com- Ratusan ribu anggota Muslimat NU hijaukan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu. Berdasarkan perhitungan panitia Harlah Ke-78 Muslimat NU, terdapat sekitar 150.000 anggota yang dibawa ke lokasi acara itu dengan menggunakan 2.995 bus. Mereka berasal dari 34 Pengurus Wilayah (PW) dan 534 Pengurus Cabang (PC) Muslimat NU. Perayaan harlah ini membuktikan Muslimat NU yang diketuai Khofifah Indar Parawansa adalah badan otonom sayap PBNU yang jumlah massanya paling besar dan solid.
 
Acara tersebut juga dihadiri Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Muslimat NU berasal dari 11 negara, antara lain Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Tiongkok, Jerman, Inggris, dan Jepang. Sejak Jumat (19/11) malam, peserta kegiatan harlah mulai memadati kompleks Stadion GBK Jakarta dengan mengenakan gamis hijau dan syal sesuai dengan daerah masing-masing.
 
Rangkaian acara dimulai pada Sabtu, sekitar pukul 00.00 hingga 02.30 WIB dengan khataman Al Quran sebanyak 2024 kali yang dipimpin Hajah Romlah Widayati, dilanjutkan pada pukul 02.30 hingga 04.20 WIB berupa Shalat Tahajud dan Hajat berjamaah dengan imam KH A Muzakky Alhafidz. ​​​​​​
 
Shalat Subuh berjamaah dilangsungkan pada pukul 04.20 hingga 04.45 WIB, dilanjutkan pembacaan  Pada pukul 04.45 WIB hingga 05.30 WIB acara diisi dengan pembacaan istighatsah, tahlil, dan doa khatam Al Quran dipimpin KH Asep Syaifuddin Chalim.

Presiden Jokowi tiba di Stadion Utama GBK sekitar pukul 06.30 WIB dengan mengenakan baju putih dipadukan dengan jas berwarna biru gelap, kopiah, dan bawahan sarung.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada Muslimat NU yang senantiasa menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan merawat Pancasila.

 "Atas nama masyarakat, bangsa dan negara, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Muslimat NU yang selalu menjaga NKRI, merawat Pancasila, selalu merawat persatuan dan kerukunan untuk Indonesia Maju," kata Jokowi..

 Muslimat NU bisa jadi badan otonom sayap PBNU yang jumlah massanya paling besar dan solid. Di bawah kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa, pengurus Muslimat NU banyak merebut pucuk pimpinan daerah, dari tingkat kabupaten/kota sampai provinsi. 

Pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak Juni 2018, selain Khofifah dan Anna yang unggul, Munjidah Wahab juga memenangi Pemilihan Bupati Jombang, dan Ika Puspita Sari menjadi jawara di Pemilihan Wali Kota Mojokerto.

 

Mereka semua pengurus struktural Muslimat NU. Khofifah adalah Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU, Anna Sekretaris PP Muslimat NU, Munjidah Ketua Muslimat NU Jombang, dan Ika pengurus Muslimat NU Mojokerto. 

Total, Jawa Timur memiliki 10 kepala daerah perempuan, belum termasuk yang menjabat wakil kepala daerah. Dan mereka secara kultural merupakan Muslimat NU.
Muslimat Nahdlatul Ulama salah satu Badan Otonom dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama yang dikenal memiliki massa paling solid di Jawa Timur.

Jumlah Anggota Muslimat Nahdlatul  Ulama diperkirakan mencapai 32 juta yang tersebar di 34 Pimpinan Wilayah (Tingkat Provinsi), 532 Pimpinan Cabang (Tingkat Kabupaten / Kota), 5.222  Pimpinan Anak Cabang (Tingkat Kecamatan), dan 36.000 Pimpinan Ranting (Tingkat Kelurahan / Desa).

Sejarah ormas ini bermula pada Muktamar NU ke-13 di Menes, Banten, 1938 yang menjadi momen awal gagasan mendirikan organisasi perempuan NU. Dua tokohnya: Ny R Djuaesih dan Ny Siti Sarah tampil sebagai pembicara di forum tersebut mewakili jamaah perempuan.

Secara tegas dan lantang Ny R Djuaesih menyampaikan urgensi kebangkitan perempuan dalam kancah organisasi sebagaimana kaum laki-laki.

Saat itu ia menjadi prempuan pertama yang naik mimbar dalam forum resmi organisasi NU yang secara internal belum menyediakan ruang yang luas bagi jamaah perempuan untuk bersuara dan berpartisipasi dalam penentuan kebijakan. 

Baru pada 29 Maret 1946, bertepatan tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 H, keinginan jamaah wanita NU untuk berorganisasi diterima secara bulat oleh para utusan Muktamar NU ke-16 di Purwokerto.

Hasilnya, dibentuklah lembaga organik bidang wanita dengan nama Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM) yang kelak lebih populer disebut Muslimat NU. (bwo)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral