- Mirror.co.uk
Ada Qishas Sepak Bola di Irak, Pemain Bisa Membalas Tekel Ketika Terkena Terabasan Lawan, Kisah dari Lapangan Hijau di Bawah Kendali Pemerintahan ISIS
Jakarta, tvOnenenws.com-Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong akan menjalani laga perdananya di ajang Piala Asia melawan Irak pada hari Senin pukul 21.30 WIB. Indonesia berada di Grup D bersama dengan Irak, Vietnam, dan Jepang. Meski berada pada grup dengan lawan yang tidak mudah, Asnawi dkk diyakini masih memiliki peluang untuk lolos fase grup.
Pertandingan pertama Piala Asia 2023 melawan Irak adalah pertemuan kedua Timnas Indonesia melawan negara Timur Tengah tersebut setelah sebelumnya kalah 1-5 pada Kualifikasi Piala Dunia yang digelar November 2023. Timnas Irak memang salah satu tim kuat di Piala Asia 2023.
Di pentas Piala Asia, Irak menjadi salah satu tim dengan prestasi yang bagus. Pada edisi 2007 lalu, Irak mampu meraih gelar juara. Pada laga final di Stadion Gelora Bung Karno, Irak menang 1-0 atas Arab Saudi lewat gol Younis Mahmoud.
Capaian timnas Irak bukan simsalabim. Skuad yang dipimpin Jalal Hasan dan pelatih Jesus Casas pernah mengalami jalan terjal sebelumnya. Sepak bola Irak pernah alami fase terpuruk ketika di bawah pemerintahan tiran Saddam Hussein.
Meski pada akhirnya mendapatkan pengakuan internasional, itu harus ditebus dengan kebrutalan dan penyiksaan. Uday Husein, putra tertua Saddam Hussein, penanggung jawab atas tim Irak dari 1984 hingga awal 2000-an, menerapkan aturan keras: menang atau dipukuli. Tak hanya dipukuli, pemain berpenampilan buruk terancam dieksekusi mati. Pengakuan pengakuan mantan pemain sepak bola timnas Irak atas perlakuan Uday Husein sangat mengerikan.
Lepas dari kejahatan Udai Husein tak lalu kebebasan bisa diperoleh. Atlet sepak bola dan penonton sepak bola di Irak giliran ditekan oleh
Kelompok ekstrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
ISIS membuat peraturan yang aneh: melarang warganya di Provinsi Al-Furat, Irak, memakai kaos klub sepakbola Eropa dan kaos buatan Adidas dan Nike.
Untuk menjamin pelaksanaan aturan, ISIS bahkan menurunkan polisi agamanya. ISIS juga menempel secara khusus kaos klub sepakbola apa saja yang dilarang untuk digunakan.
Kaos klub-klub sepakbola terkemuka asal Eropa antara lain, Barcelona, Real Madrid, AC Milan, Manchester United, Manchester City, dan Chelsea.
Tak hanya klub sepakbola, ISIS juga melarang warga Irak memakai kaos tim nasional Inggris, Perancis, dan Jerman. Menurut laman Mirror, bagi warga yang melanggar peraturan ISIS menyiapkan hukuman 80 cambuk.
Buat aturan sepak bola sendiri
Peraturan aneh dalam bidang olahraga ini bukan kali pertama diterapkan ISIS. Awal bulan ini, ISIS melarang semua pertandingan sepakbola yang mengikuti peraturan dari induk organisasi sepakbola dunia, FIFA.
Pelarangan itu lantaran peraturan yang dibuat FIFA bertentangan dengan hukum agama Islam sehingga dinyatakan haram.
Meski begitu, ISIS tetap memiliki aturan sepakbola sendiri. Mereka memasukkan aturan qishas dalam pertandingan sepakbola.
Dalam peraturan qishas di sepakbola ala ISIS, pemain yang cedera berhak mendapat kompensasi atau berhak membalas perbuatan lawannya. Bagi yang menolak aturan tersebut akan dihukum 80 kali cambukan.
Bagaimanapun, sepak bola yang membawa kegembiraan, tetap diperjuangkan sebisanya, sehormat-hormatnya oleh warga Irak.(bwo)