- Youtube/Muhammadiyah Channel
10 Tokoh Nasional Ini Ternyata Warga Muhammadiyah, Ada Kakek Anies Baswedan hingga Orang Tua Megawati
Siti Walidah diberikan penghargaan dan penghormatan atas jasa-jasanya menjadi bagian dari perjuangan perempuan Republik Indonesia dengan gelar pahlawan nasional pada tahun 1971.
Fatmawati lahir di Bengkulu tanggal 5 Februari 1923. Nama aslinya Fatimah. Beliau tidak lain adalah tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.
Kontribusi Fatmawati bagi kemerdekaan Indonesia adalah keterlibatan langsungnya menjelang detik-detik proklamasi kemerdekaan pada bulan Agustus 1945.
Ia berada di tengah-tengah proses politik penentuan strategi kemerdekaan.
Fatmawati banyak terlibat dalam proses diplomasi awal untuk Indonesia sebagai negara yang baru saja merdeka.
Selain menjadi aktivis Aisyiyah, Fatmawati juga banyak terlibat aktif dengan berbagai gerakan perempuan serta organisasi.
Dia bukan saja tampil sebagai istri seorang presiden pertama Republik Indonesia, tapi sepanjang hayatnya telah membuktikan betapa pentingnya keterlibatan perempuan bagi kemerdekaan bangsa dan kaumnya.
Fatmawati aktif mendukung pergerakan perempuan kaum ibu lembaga filantropi dan pemberantasan buta huruf.
4. Ir Soekarno
Insinyur Soekarno merupakan presiden pertama Republik Indonesia. Beliau merupakan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia dan aktivis Muhammadiyah.
Pada usia 15 tahun di Surabaya, ia bertemu pertama kali dan kemudian belajar Islam pada Kyai Haji Ahmad Dahlan yang sedang mengadakan kunjungan ceramah.
Bung Karno mengaku setelah itu ia sering mengintil Kyai Haji Ahmad Dahlan untuk belajar tentang Islam.
Sehingga bisa dikatakan bahwa pengembangan pemikiran kebangsaan dan keislaman pada sosok Bung Karno sangat dipengaruhi oleh HOS Cokroaminoto dan Kyai Haji Ahmad Dahlan.
Pada tahun 1938 Bung Karno resmi menjadi anggota Muhammadiyah. Dukungan Bung Karno terhadap Muhammadiyah masih terus berlangsung hingga ia menjadi presiden.
Jenderal Sudirman lahir di desa Bodas Karangjati, Purbalingga Rembang, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916.
Jenderal Sudirman berkiprah panjang sebagai seorang guru. Beliau pernah menjadi kepala sekolah Hollandsche Inlandsche School atau (HIS) Muhammadiyah di Cilacap.
Keterampilan menjadi guru diperoleh Sudirman tatkala ia belajar selama satu tahun di sekolah pendidikan guru Hollandsche Inlandsche Kweekschool (HIK) milik Muhammadiyah di Solo.
Sudirman menjadi tokoh kunci yang memimpin gerilyawan memukul mundur Belanda dalam pertempuran di Ambarawa.