- istockphoto.com
Hukum Wanita Menikah dengan Mualaf yang yang Belum Sunat, Buya Yahya Beri Penjelasan, Katanya...
tvOnenews.com - Dalam salah satu kajiannya, Buya Yahya menjelaskan bagaiamana hukum seorang mualaf yang belum sunat.
Simak penjelasan tentang hukum seorang wanita menikah dengan mualaf yang belum sunat dalam syariat Islam.
"Saya sedang dekat dengan pria non muslim, dia berniat membimbing saya setelah masuk Islam nanti. Apakah saya boleh menikah setelah dia mengikrarkan syahadat, apakah dia harus segera di khitan setelah masuk Islam?," tanya salah seorang jamaah.
Dilansir Kamis (04/5/23) dari tayangan youtube channel Al-Bahjah TV dengan judul "Menikah dengan Mualaf yang Belum Sunat | Buya Yahya Menjawab" yang diunggah pada 14 Februari 2022.
Buya Yahya menjawab bagaimana hukum wanita menikah dengan mualaf yang belum sunat atau belum di khitan setelah masuk islam.
"Ada orang ingin menikahi lalu ingin masuk islam, maka dia akan menjadi orang yang menjadikan sebab anda beruntung kalo memang dia mendahulukan imannya daripada anda. Kalo memang dia mendahulukan anda daripada iman maka ketahuilah dia bakal pembohong, imannya tidak sungguh-sungguh," jawab Buya Yahya.
Artinya kesungguhannya kepada anda akan terbaca atau terlihat ketika dia mendahulukan Allah daripada anda. Apabila dia meninggalkan Allah untuk anda, maka keimanannya berbohong, dan pada akhirnya anda akan dibuang.
Menurut Buya Yahya, kalo ternyata, yang penting nikah dulu. Berarti dia mengutamakan anda daripada Allah. Anda dirugikan.
Namun jika dia sudah berpegang, ya saya akan belajar agama dan seterusnya, kemudian dia ingin menikahi anda berarti dibalik rencana ada kabar baik.
"Makanya kalo bisa dia suruh masuk Islam dulu, jangan takut. Karena masuk Islamnya bukan karena anda, karena Allah. Dia punya keimanan, bukan hanya syarat," terang Buya.
"Itukan bukan proposal tuh, berhbohong. Hanya syarat masuk islam gak masuk islam. Jangan sampai setelah menikah keluar dari iman. Anda dirugikan, jadi pastikan dia beriman dengan benar. Baru nanti terlihat ahlaknya, imannya," tegas Buya Yahya.