- Lutfi Setia Rafsanjani/tvOne
Masjid Agung Sumedang, Masjid Bersejarah Ratusan Tahun dengan Kubah Mahkota Raja
Sumedang, tvOnenews.com - Berdiri kokoh sejajar dengan lapangan Alun-alun Sumedang, Masjid Agung Sumedang menyimpan sejarah panjang di balik arsitekturnya yang unik.
masjid Agung Sumedang, berlokasi di Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Dari luar, masjid terbesar di wilayah Kabupaten Sumedang ini tampak kental ciri khas arsitektur Tionghoa.
Yakni atap yang mirip dengan klenteng bertingkat tiga, dengan mahkota raja pada bagian pucuk sebagai pengganti kubahnya.
"Pada saat itu (pembangunannya) ada sekelompok warga tionghoa nomaden, berpindah-pindah sedang tinggal di Sumedang. Dan membantu dalam pembangunannya, sehingga arsiteknya banyak bernuansa Tionghoa atau Cina," ujar H. Endang Hasanudin, Wakil Ketua DKM Masjid Agung Sumedang, Selasa (28/03/23).
Mahkota raja sendiri, terpasang di Masjid Agung Sumedang bukan tanpa alasan.
Pasalnya, wilayah Sumedang dulunya merupakan wilayah kerajaan. Bahkan garis keturunan para raja masih berlangsung hingga saat ini.
"Pada saat itu sedang masa kerajaan, jadi banyak bangunan yang bernuansa kerajaan. Jika biasanya atap masjid berbentuk kubah, sedangkan masjid agung sumedang ini berbentuk mahkota," Tutur Endang.
Selama hampir 170 tahun, tepatnya sejak tahun 1854 Masehi, Masjid Agung Sumedang berdiri kokoh menjadi pusat spiritual islami warga Sumedang.
Bahkan, di area masjid terpampang bahwa masjid agung sumedang ini menjadi salah satu masjid di tatar Jawa Barat yang dilindungi Undang-undang Kepurbakalaan Badan Arkeologi Republik Indonesia.
"Mulai dibangun pada tahun 1850 Masehi, dan selesai pengerjaannya pada tahun 1854 pada masa pemerintahan Pangeran Sugih ketika itu," Kata Endang.
Sementara itu adanya Al-Quran raksasa di teras Masjid Agung Sumedang, lanjut Endang, menjadi pengingat bagi jemaah yang datang untuk menambah kecintaan kepada Al-Quran. Uniknya, Al-Quran raksasa itu terbuka tepat di bagian tengah Al-Quran.
"Betul, tepatnya di surat Al-Kahfi. Namun tidak ada nilai sejarah yang khusus, murni untuk mengingatkan," Tutupnya.
Di bulan ramadhan tahun ini, pada masa transisi dari pandemi ke endemi, masjid agung sumedang kembali ramai didatangi jemaah, baik jemaah lokal maupun luar daerah yang sekedar beristirahat sembari melaksanakan ibadah solat.
Memiliki daya tarik nilai sejarah, diharapkan dapat menambah minat ibadah bagi jamaah yang singgah ke kabupaten sumedang.(lsr/muu)