- tim tvone - ika nurulla
Tausiyah Ramadhan H Muhammad Al-Barra / Gus Barra : Hamba yang Berpuasa Dirindukan oleh Allah
Mojokerto, tvOnenews.com - Puasa Ramadhan merupakan ibadatus sirrri (ibadah rahasia) yang diwajibkan oleh Allah kepada hambanya untuk menjalankannya. Hal ini ditegaskan dalam Al-quran: “wahai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kalian berpuasa seperti halnya diwajibkannya umat-umat dahulu, agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa” (Al-baqoroh: 183).
Harapan dari pencapaian ibadah ini (puasa) adalah peningkatan kualitas ketaqwaan dan keikhlasan seorang hamba. Taqwa ialah menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannya. Korelasi antara puasa dan taqwa adalah peningkatan kapasitas keimanan seseorang dalam menghambakan dirinya kepada Allah dengan penuh ke-ikhlasan.
Ibadah yang kita lakukan sehari-hari mulai dari sholat, zakat, haji, sodaqoh, umroh dll berpotensi ada unsur riya’ (pamer) dihadapan orang lain, bukan murni karena Allah, mungkin masih ada unsur-unsur ingin dipuji atau dihormati oleh orang lain dengan segala macam bentuk ibadah yang telah kita lakukan. Tapi berbeda dengan ibadah puasa, sebab puasa tidak dapat dilihat secara kasat mata bentuk ibadahnya dihadapan orang lain. Belum tentu orang yang terlihat lemas dan lesu, dia sedang dalam berpuasa atau sebaliknya.
Karena itu, puasa adalah ibadah rahasia seorang hamba dengan Tuhannya. Wujud kerahasiaan ibadah inilah yang melatih seseorang selama Ramadhan beribadah secara ikhlas hanya karena mengharap ridhoNya.
Bahkan imbalan pahala bagi orang yang berpuasa pun tidak dijelaskan secara gamblang seberapa besar pahala yang akan ia dapatkan. Bukan hanya bentuk ibadahnya saja yang sifatnya rahasia tapi besar pahalanya pun dirahasiakan. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah.
Beliau bersabda: “setiap satu kebaikan dilipatgandakan pahalanya dengan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu adalah untukku dan aku yang mengganjar pahala orang yang berpuasa”.
Mengapa begitu istimewa keberadaan hamba yang berpuasa? Sebab, orang yang berpuasa melakukan dan mencegah segalah hal-hal yang ia inginkan hanya semata-mata karena Allah. Seseorang yang berpuasa mencegah dirinya dari kenikmatan syahwat duniawi selama menjalankan puasa hanya karena Allah. Mereka menahan haus lapar dan dahaga juga karena Allah. Sehingga Allah memberikan perhatian yang khusus kepada hambanya yang menjalankan ibadah puasa dengan sungguh-sungguh. Hal ini juga ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah.
Rasulullah bersabda: “demi dzat yang mana jiwaku berada pada genggammanNya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi dari minyak misik. Dan sungguh orang yang berpuasa telah mencegah dirinya dari kenikmatan hawa nafsunya, makan dan minumnya hanya karena aku, maka sesungguhnya puasa itu adalah untukku dan aku yang mengganjar pahala orang yang berpuasa”.
Begitu istimewanya seorang hamba yang menjalankan puasa hanya semata-mata mengharap ridho Allah, maka Allah merindukan bertemu dengan hambanya di surga yang memang dijanjikan dan dikhususkan bagi hambanya yang berpuasa. Hal ini juga ditegaskan dalam sebuah hadits.
Rasulullah bersabda “di dalam surga terdapat sebuah pintu yang dinamakan Ar-rayyan tidak ada yang masuk pintu tersebut kecuali bagi orang-orang yang berpuasa dan mereka telah dijanjikan bertemu dengan Tuhannya sebab balasan pahala puasanya”. Allah juga menjanjikan kebahagian bagi orang yang berpuasa kelak di akhirat. Hal ini juga ditegaskan dalam haditsnya.
Rasulullah bersabda: “bagi orang yang berpuasa ia mendapatkan dua kebahagiaan. Kebahagiaan pertama ketika ia akan berbuka puasa. Dan kebahagiaan yang kedua adalah ketika ia bertemu dengan Tuhannya”.
Puasa adalah sebuah ibadah yang melatih kita untuk beribadah secara ikhlas karena Allah. Sebab inti dari ibadah adalah keikhlasan, sedangkan puasa melatih dan menjadikan kita hamba-hamba yang ikhlas. Karena dari puasa inilah kita memulai melakukan penghambaan dengan sebenar-benarnya kepada Allah. Puasa juga bisa dikatakan adalah miqat dari segala bentuk ibadah yang benar, hal ini juga di tegaskan dalam hadits.
Rasulullah bersabda: “setiap segala sesuatu memiliki pintu dan pintu ibadah adalah puasa”.