- twitter.com
Parah! Komentar Dokter Tifa Soal Gempa Turki: Related Dengan Kejadian Pembakaran Al Quran di Swedia dan Perang Dunia III
Jakarta, tvOnenews.com - Kembali ramai di twitter, Dokter Tifa soroti gempa Turki dan Suriah. Ia menduga ada kaitan dengan kejadian pembakaran Al Quran hingga mengarah soal isu Perang Dunia III.
Sebelumnya, gempa dahsyat berkekuatan skala 7,8 mgnitudo baru saja mengguncang wilayah Turki dan Suriah.
Dalam sebuah postingannya, Dokter Tifa menduga hal itu ada kaitannya dengan kasus pembakaran Al Quran hingga bagian dari perang dunia III.
Tercatat hingga Selasa (7/2/2023) korban tewas akibat gempa di Turki mencapai 2.379 orang sementara di Suriah sebanyak 1.444 orang tewas.
Gempa dahsyat di Turki setidaknya menghancurkan puluhan bangunan dan telah menewaskan ribuan orang hingga menjadi sorotan dunia.
Sejumlah pihak juga langsung memberikan asumsinya terkait penyebab terjadinya gempa tersebut, salah satunya adalah Dokter Tifa.
Melalui postingannya di Twitter, Dokter Tifa menduga bahwa gempa Turki disebabkan karena teknologi dan terkait dengan kejadian pembakaran Al Quran di Swedia.
Dilansir dari postinganya di twitter pada selasa (7/2/2023), "Out of bounds thinking saya: Gempa Turki dan Suriah coused by technology and related to kejadian pembakaran Al Quran di Swedia".
Tak hanya itu, Dokter Tifa menduga ada konspirasi besar di balik bencana memilukan yang menimpa Turki dan Suriah.
Ia berkomentar bahwa gempa Turki yang dahsyat itu tak masuk akal hingga mengakibatkan gedung-gedung runtuh dalam waktu yang sangat singkat.
Dokter Tifa menduga bahwa itu bagian dari Perang Dunia III. "Tidak masuk akal gempa skala 7,7 ttp gedung2 mendadak roboh dlm hitungan menit. It was similiar to 911. It might be part of World War III," terangnya dalam postingan selanjutnya.
Sementara itu dikutip dari Reuters, akademisi dari University College London punya analisis terkait efek yang begitu destruktif akibat gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah.
Gempa di Turki dan Suriah melepaskan energi 250 kali lebih banyak dibanding gempa M 6,2 yang pernah mengguncang Italia pada 2016 silam, menurut Kepala Institut Pengurangan Risiko dan Bencana, Joanna Faure Walker.
Pusat gempa berada di 26 km sebelah Timur Kota Nurdagi, Turki terjadi pada kedalaman kurang lebih 18 di Patahan Anatolia Timur. Patahan itu disebut juga merupakan sesar geser.
Lempengan batuan padat kemudian saling mendorong melintasi garis patahan vertikal membangun tekanan hingga akhirnya tergelincir dalam gerakan horizontal dan melepaskan tekanan besar yang memicu gempa bumi dahsyat di Turki. (udn)