- Istimewa
Jajaran Pemain Film Like & Share, Arawinda Kirana Ternyata Kedapatan Tokoh Satu Ini!
Konten-konten yang dibuat oleh Lisa dan Sarah seputar Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR). Perlu diketahui bahwa ASMR ini merupakan sensasi yang disebut bisa menimbulkan perasaan senang secara instan.
Namun siapa sangka, ternyata konten-konten yang dibuat oleh Lisa dan Sarah justru berakhir dengan menjebak mereka ke dunia ‘gelap’. Kecanduan akan konten pornografi ini lantas mulai terlihat membahayakan hidup keduanya.
Sementara itu, Lisa diketahui sangat terobsesi dengan konten-konten pornografi. Sementara Sarah justru menjalani hubungan romansa dengan seseorang yang memiliki jarak usia cukup jauh.
Meski demikian, sebagai orangtua ibu Lisa dan kakak lelaki Sarah tidak menyetujui obsesi akan pornografi yang dilakukan oleh para remaja tersebut. Namun karena sudah terlanjut ‘candu’ cukup sulit untuk membebaskan keduanya dari kebiasaan membuat konten berbau pornografi.
Lebih lanjut sinopsis film Like & Share bercerita tentang kisah Lisa dan Sarah yang akhirnya terjebak dalam pergaulan bebas dan tidak bisa lepas dari eksplorasi seksualnya.
Tidak berhenti di sana, persahabatan mereka pun diuji ketika Lisa curiga bahwa Sarah sebenarnya hanya dimanfaatkan kekasihnya. Karena enggan berdebat, Lisa akhirnya berusaha menampik kecurigaan tersebut.
Konfliknya semakin naik ketika Lisa dan Sarah akhirnya terjebak pada sebuah konflik yang akan menggerakan jalan cerita film.
Perlu diketahui bahwa film ini tidak hanya berfokus pada kehidupan Lisa dan Sarah, namun juga mengangkat isu kekerasan seksual yang rentan dialami remaja. Apalagi, belakangan kekerasan seksual di ruang digital mulai membayangi anak-anak, khususnya remaja.
Terlebih, di tengah gempuran teknologi, konten pornografi semakin mudah untuk diakses remaja. Hal ini perlu menjadi perhatian orangtua agar berupaya untuk menjaga putra-putrinya dari ancaman pornografi.
Meskipun sarat akan nilai moral, namun film ini punya trigger warning dan memiliki rating 17+. Di mana ada beberapa adegan traumatis yang berisiko memicu perasaan kurang baik bagi penonton.
Beberapa adegan tersebut adalah adegan pemerkosaan, child grooming dan manipulasi, self harm, hingga penyebaran video atau foto privat.