news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

"Black Panther: Wakanda Forever" (2022).
Sumber :
  • (ANTARA/Marvel Studios)

"Black Panther: Wakanda Forever" Hadir Tanpa Chadwick Boseman

"Black Panther: Wakanda Forever" tribut sempurna untuk mengenang dan merayakan warisan yang ditinggalkan oleh sang Black Panther, Chadwick Boseman
Rabu, 9 November 2022 - 10:49 WIB
Reporter:
Editor :

 

 
Meski memiliki banyak karakter -- baik lama maupun baru -- "Black Panther: Wakanda Forever" memiliki satu fokus yang relevan dan terbilang tak jauh berbeda dari film pertamanya, yaitu tentang menangkap makna kehilangan, pengorbanan, dan kepahlawanan. Setiap karakter memiliki pandangan yang berbeda dari topik-topik tersebut.

Sutradara Ryan Coogler yang kembali membuat skenario bersama Joe Robert Cole, melanjutkan warisan Black Panther dalam cerita yang disusun dengan hati-hati, tema yang diperluas dengan bijaksana, dan memiliki dampak emosional yang kuat bagi siapa pun yang menontonnya.

Kematian T'Challa membuat tokoh-tokoh utama lainnya dalam "Black Panther" memiliki pengembangan karakter yang berdampak. Orang-orang di belakang T'Challa -- yang kebanyakan adalah wanita -- memiliki caranya masing-masing dalam meratapi dan menghadapi kehilangan.

Basset dan Wright, yang memiliki peran vital dalam film, tampil begitu luar biasa dalam memainkan karakternya. Pun dengan Danai Gurira sebagai Jenderal Okoye, dan Lupita Nyong'o sebagai Nakia. Betapa besar emosi yang diluapkan, air mata yang harus diusap, dan darah yang harus dipertaruhkan.




 

Bagaimana para karakter ini melangkah lebih jauh -- agaknya juga mencerminkan para pembuat film ini menjalani sekuel tanpa sosok Boseman -- dorongan, kekuatan, dan hasrat kuat Coogler dan tim untuk membuat warisan ini terus hidup.

Tak hanya berkutat dengan hal-hal serius, "Wakanda Forever" juga memiliki elemen aksi yang seru. Ada juga bumbu komedi dengan porsi yang pas, serta pengenalan karakter-karakter baru seperti Namor dan Riri yang tentu saja memiliki kelanjutan dalam MCU.
"Black Panther: Wakanda Forever" bisa dibilang berbeda dari film dan konten MCU Fase 4. Sekuel hadir dengan penceritaan yang slow-burn, namun tetap imersif. Durasi 2 jam 41 menit pun tak terasa berlalu karena balutan cerita, visual, dan suara yang begitu memukau.

Sinematografer Autumn Durald ("Palo Alto", "Beastie Boys Story") dengan apik membawa audiens masuk ke dalam dunia Wakanda dan Talokan. Keindahan ini semakin sempurna jika disaksikan di layar terlebar yang bisa Anda kunjungi.

Sutradara Coogler pun menggandeng sejumlah kolaborator lamanya, termasuk editor Michael P. Shawver, desainer produksi Hannah Beachler, penata dekorasi Marlie Arnold dan Jason T. Clark, penata visual efek Geoffrey Baumann, penata kostum Ruth E. Carter, dan komposer Ludwig Goransson.

Audio di film ini pun tak kalah indahya dengan visual yang ditampilkan. Scoring dari Goransson -- yang memenangkan piala Oscar untuk "Black Panther" (2018), ditambah dengan lagu tema dari Rihanna yakni "Lift Me Up", menjadi kombinasi lengkap bagi film ini.
 
Secara keseluruhan, "Black Panther: Wakanda Forever" merupakan tribut sempurna untuk mengenang dan merayakan warisan yang ditinggalkan oleh sang Black Panther -- Chadwick Boseman.

Para pahlawan "Wakanda Forever" berjuang untuk hidup mereka, bangsa mereka, dan raja mereka yang telah tiada dengan begitu berani. Keberanian pun agaknya tak hanya dinilai dari seberapa banyak luka yang membekas di kulit, namun juga bagaimana seseorang mampu menerima kerapuhan diri, untuk kemudian bangkit sebagai seorang prajurit.

Memang, sebuah sekuel tak terasa lengkap tanpa pahlawan aslinya, namun, semua orang yang terlibat dalam film ini mencoba mengisi kekosongan tersebut.

T'Challa memang telah tiada, tapi, di suatu tempat, ia tersenyum -- merasakan begitu banyak cinta yang dimiliki bangsanya.

"Black Panther: Wakanda Forever" tayang mulai 9 November di bioskop Indonesia. (ant/mii)

Berita Terkait

1
2
Tampilkan Semua

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral