- Kolase tvOnenews.com / YouTube MAIA ALELDUL TV / Instagram @gosip_danu
Meski Insanul Ingin Bersama, Ini Alasan Terbesar Wardatina Mawa Tutup Pintu Rujuk
tvOnenews.com - Wardatina Mawa menegaskan sikapnya untuk menutup pintu rujuk dengan Insanul Fahmi, meski sang suami disebut masih ingin tetap bersama.
Wardatina Mawa disebut mengambil keputusan tersebut bukan secara emosional, melainkan berdasarkan pertimbangan matang di tengah konflik hukum yang masih berjalan.
Wardatina Mawa memilih fokus pada proses hukum dan penyelesaian yang dinilai lebih beretika.
Melalui kuasa hukumnya, Wardatina Mawa menjelaskan bahwa penolakannya terhadap ajakan bertemu Insanul Fahmi bukan berarti menutup pintu perdamaian.
Insanul Fahmi dan Wardatina Mawa. (Sumber: Kolase tvOnenews.com / Insatgram Insanul Fahmi / YouTube MAIA ALELDUL TV)
Namun, situasi saat ini dinilai belum memungkinkan untuk pertemuan personal, terlebih hubungan keduanya masih memanas dan berada dalam sorotan publik.
Penjelasan itu disampaikan kuasa hukum Wardatina Mawa, Darma Praja Pratama, S.H., dalam wawancara yang diunggah di kanal YouTube Cumicumi pada 22 Desember 2025.
Mereka meluruskan anggapan publik bahwa Mawa menolak bertemu karena enggan berdamai.
Hingga saat ini, menurut kuasa hukum, belum ada pembicaraan konkret yang benar-benar mengarah pada perdamaian.
Kuasa hukum mengungkapkan bahwa Insanul Fahmi sempat menghubungi Wardatina Mawa melalui pesan WhatsApp dengan maksud mengajak bertemu berdua.
Namun, ajakan tersebut ditolak karena Mawa merasa keberatan jika pertemuan hanya dilakukan secara personal tanpa melibatkan keluarga.
Menurut Mawa, pendekatan terbuka yang melibatkan keluarga jauh lebih tepat dalam kondisi konflik serius seperti sekarang.
Ajakan pertemuan itu disebut terjadi beberapa hari sebelum keterangan kuasa hukum disampaikan.
Penolakan tersebut bukan didasari rasa takut, melainkan keinginan Mawa untuk melihat itikad baik yang nyata dan ketulusan dari Insanul Fahmi.
Ia menilai pertemuan berdua tidak relevan dengan situasi hubungan yang sudah berada dalam konflik berkepanjangan.
Aspek etika juga menjadi pertimbangan penting bagi Wardatina Mawa. Kuasa hukum menilai seharusnya Insanul Fahmi datang secara terbuka dengan menemui keluarga Mawa terlebih dahulu, termasuk menyampaikan permohonan maaf, apabila memang ingin membahas perdamaian. Hingga kini, langkah tersebut disebut belum dilakukan.
Ditegaskan pula bahwa sejak awal, Wardatina Mawa menginginkan penyelesaian yang dilakukan secara sopan dan terbuka.