Review Film Lintrik: Cinta, Dosa, dan Ilmu Pemikat yang Menjerat, Film Horor Supranatural Paling Mencekam

tvOnenews.com - Dalam dunia perfilman Indonesia yang tengah ramai dengan kisah misteri dan horor modern, Sosok Ketiga: Lintrik muncul sebagai karya yang berani menggali sisi gelap batin manusia melalui sentuhan supranatural yang khas. 

Disutradarai oleh Fajar Nugros dan diproduseri oleh Agung Saputra, film ini tidak hanya menyajikan ketegangan dan kengerian, tetapi juga memadukannya dengan drama psikologis yang mengupas dalam-dalam tentang cinta, rasa bersalah, dan obsesi. 

Lewat tema besar ilmu Lintrik, sebuah ajaran mistik yang dipercaya mampu menundukkan hati seseorang, film ini menyorot bagaimana cinta yang seharusnya suci bisa berubah menjadi kekuatan gelap yang menghancurkan.

Melansir dari YouTube Rumah Semut, film Sosok Ketiga: Lintrik seolah menjadi jendela untuk melihat praktik supranatural yang masih hidup di beberapa daerah Indonesia.

Dengan latar atmosferik dan nuansa mistis yang kental, penonton diajak menyelami dunia di mana batas antara cinta dan kutukan begitu tipis. “Kami ingin menghadirkan film horor yang bukan sekadar menakut-nakuti, tapi mengandung makna yang lebih dalam,” ujar Agung Saputra, produser LEO Pictures.

Ide film ini lahir dari observasi langsung di daerah yang masih mempercayai praktik ilmu pemikat tersebut.  Pendekatan riset ini membuat Lintrik terasa autentik dan membumi, menghadirkan pengalaman sinematik yang tidak hanya menyeramkan, tetapi juga menggugah perasaan.

Film yang dibintangi oleh Adinda Thomas, Wafda Saifan, Aulia Sarah, Nugie, dan Atiqah Hasiholan ini berhasil membangun ketegangan dari konflik rumah tangga yang perlahan berubah menjadi teror tak kasat mata. 

Cerita berpusat pada Andin (Adinda Thomas), seorang wanita yang baru menikah selama enam bulan dan mulai merasakan kejanggalan dalam rumah tangganya. 

Bersama sang adik Amara (Adzwa Aurel) dan Pakde Bagyo (Nugie), Andin menemukan bahwa suaminya, Aryo (Wafda Saifan), telah terjerat pesona gelap seorang wanita kaya bernama Naura (Aulia Sarah) melalui ilmu Lintrik, sebuah kekuatan mistis yang mengubah cinta menjadi senjata. 

Konflik pun berkembang menjadi pertarungan batin antara cinta dan dendam, serta perang spiritual yang mengancam seluruh keluarga.

Kekuatan Lintrik bukan hanya terletak pada kisah mistisnya, tetapi juga pada pembangunan karakter dan atmosfer. Fajar Nugros sukses menyeimbangkan elemen drama dan horor, memanfaatkan pencahayaan redup dan scoring mencekam untuk memperkuat suasana misteri. 

Akting para pemain terasa meyakinkan, terutama Adinda Thomas yang memerankan sosok wanita terjebak antara cinta dan keputusasaan dengan begitu emosional. 

Kehadiran Nugie dan Aulia Sarah juga menambah intensitas cerita, menyuntikkan realisme pada kisah supranatural yang bisa saja terjadi di sekitar kita. LEO Pictures sekali lagi menunjukkan konsistensinya dalam menghadirkan film orisinal yang berkualitas. 

Lintrik tidak sekadar memancing adrenalin, tetapi juga menyentuh sisi emosional penonton, mengajak mereka merenung tentang batas antara cinta sejati dan obsesi berbahaya. Dengan visual kuat, narasi yang padat, dan pesan moral yang terselip rapi di balik kengerian, film ini menjadi salah satu karya horor Indonesia yang patut diperhitungkan di tahun 2025.

Lintrik akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 6 November 2025, siap mengajak penonton merasakan bagaimana cinta bisa berubah menjadi kutukan. 

Bagi penggemar horor psikologis dan kisah supranatural dengan sentuhan lokal yang kuat, film ini adalah pengalaman wajib yang akan menghantui benak lama setelah lampu bioskop padam. (udn)