news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Review Film: Dari Getih Anak ke Riba, Horor Indonesia yang Mengupas Tuntas soal Dosa, Utang, dan Karma.
Sumber :
  • Tangkapan layar Veronapic

Review Film: Dari Getih Anak ke Riba, Horor Indonesia yang Mengupas Tuntas soal Dosa, Utang, dan Karma

Film horor 'Getih Anak' yang berganti nama menjadi 'Riba' tidak mengandalkan hantu atau makhluk gaib sebagai sumber ketakutan, melainkan dosa manusia dan konsekuensi
Rabu, 15 Oktober 2025 - 22:24 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Industri film horor Indonesia kembali memanas menjelang akhir tahun 2025. Setelah deretan film bertema arwah dan ritual mistis, kini hadir karya baru yang menawarkan teror dari sisi yang lebih nyata dan moral: Riba

Film ini tidak mengandalkan hantu atau makhluk gaib sebagai sumber ketakutan, melainkan dosa manusia dan konsekuensi fatal dari keputusan yang salah. Di tengah maraknya tren horor supernatural, Riba tampil berani dengan pendekatan psikologis dan sosial yang kuat, mengupas bagaimana utang dan keserakahan bisa menjadi bentuk horor paling mematikan.

Melansir dari akun Cenayang Film, film ini awalnya berjudul Getih Anak, diangkat dari thread viral karya @mitologue di media sosial X (dulu Twitter), yang telah dibaca lebih dari 3,9 juta kali dan mendapat lebih dari 20 ribu likes. Namun, Verona Films selaku rumah produksi memutuskan mengganti judulnya menjadi Riba karena dinilai lebih mewakili pesan dan inti cerita. 

“Judul Getih Anak dirasa terlalu menekankan kesan horor yang eksplisit, sedangkan film ini lebih berbicara soal isu sosial yang sedang ramai di masyarakat,” tulis Verona Films. Film ini merupakan hasil kolaborasi produser berpengalaman Titin Suryani dengan sutradara muda berbakat Adhe Dharmastriya.

Sinopsis Riba berpusat pada kisah tragis sepasang suami istri yang terjerat utang. Demi menyelamatkan usaha keluarganya, sang suami nekat meminjam uang dari sumber misterius yang memberlakukan bunga mencekik. 

Apa yang semula tampak sebagai solusi, berubah menjadi malapetaka. Satu per satu kejadian aneh menimpa rumah mereka: suara tangisan bayi yang tak pernah lahir, bayangan samar di pojok ruangan, hingga mimpi buruk yang seolah menuntut balas. Teror dalam Riba bukanlah tentang hantu, melainkan rasa bersalah dan karma yang terus menghantui.

Produser Titin Suryani menjelaskan bahwa film ini ingin mengubah cara penonton memandang horor. “Kami ingin penonton film Indonesia merasakan ketakutan yang tidak hanya datang dari sosok makhluk gaib, tetapi juga dari dosa dan karma yang tak terhindarkan,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa Riba bukan sekadar film menakutkan, melainkan cermin bagi masyarakat tentang bagaimana keputusan salah bisa membawa bencana, bahkan ketika niatnya baik.

Lebih jauh, film ini juga membawa pesan moral yang kuat tentang praktik ekonomi yang dilarang agama. Riba memperingatkan bahaya dari jebakan utang berbunga tinggi yang tidak hanya menghancurkan finansial, tetapi juga keharmonisan keluarga dan batin manusia. 

“Film ini mengingatkan kita akan bahaya dari terjebak dalam hutang yang bisa menghancurkan kebahagiaan,” tambah Titin. Cerita tersebut juga menyoroti bahwa dosa masa lalu tidak pernah benar-benar hilang, ia hanya menunggu waktu untuk menagih balas.

Dengan naskah yang berlapis, visual kelam, dan pendekatan realistik, Riba menjanjikan pengalaman menonton yang menegangkan sekaligus reflektif. Film ini menampilkan ketegangan psikologis yang lebih membekas dibanding sekadar efek kejut.

Verona Films resmi mengumumkan bahwa Riba akan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 4 Desember 2025. Sebuah penutup tahun yang menghadirkan horor paling menakutkan, bukan dari dunia gaib, tetapi dari dosa dan keputusan manusia sendiri. (udn)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral