- Kolase tvOnenews.com/ Wikipedia
Tak Seperti di Film, Anak Jenderal Ahmad Yani Bongkar Kekejaman Pasukan Cakrabirawa saat Sang Ayah Tertembak Dihadapannya
tvOnenews.com - Tak pernah lupa dari ingatan bangsa Indonesia akan tragedi G30S PKI pada 60 tahun yang lalu.
Dimana para prajurit terbaik Indonesia tewas akibat kekejaman dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
Salah satu Jenderal yang gugur dalam tragedi tersebut yaitu Jenderal Ahmad Yani, seorang perwira tinggi militer TNI Angkatan Darat (AD).
Masih tergambar jelas di ingatan anak-anaknya, Jenderal Ahmad Yani tertembak di rumahnya hingga tersungkur dan dibawa oleh pasukan Cakrabirawa yang ternyata menjadi bagian dari PKI.
Melalui tayangan pada YouTube Deddy Corbuzier, Anak Ahmad Yani, Untung Murfeni dan Indriyah Ruliati menceritakan tentang yang terjadi di rumah pada 60 tahun lalu.
Pada malam itu, terdapat 12 orang tentara yang setiap hari berjaga di rumah. Ditambah 5 orang lagi yang selalu melekat bersama Jenderal Ahmad Yani dari Polisi Militer.
Tapi pada malam itu kelima orang tersebut tidak ada ditempat, karena diminta untuk menjaga dan mengawal istri Ahmad Yani ke rumah dinas Menteri Panglima Angkatan Darat ke-2 di wilayah Taman Suropati.
- Kolase tvOnenews.com/ Wikipedia
Akan tetapi, pasukan Cakrabirawa mampu membobol penjagaan dari 12 orang tentara tersebut.
Meski 12 orang tidaklah sedikit, namun Untung Murfeni mengatakan pasukan Cakrabirawa yang datang sangat banyak dengan bus dan truk.
Pasukan tersebut masuk melalui pintu belakang yang setiap hari tidak pernah dikunci.
Disaat pasukan Cakrabirawa masuk, Indriyah Ruliati mengatakan tidak ada kecurigaan yang timbul dari pihak keluarga.
Sebab, pasukan ini sudah sangat dekat dengan keluarga dan setiap hari datang kerumah untuk menemui Ahmad Yani.
Cakrabirawa yang berjumlah 5 orang meminta kepada anak Ahmad Yani yang paling kecil untuk membangunkan sang ayah yang sedang tertidur.
- Tangkapan Layar YouTube Deddy Corbuzier
Saat Ahmad Yani keluar dari kamar bersama anaknya, salah satu anggota Cakrabirawa memerintahkan sang Jenderal untuk segera menemui Presiden Soekarno.
Ketika Ahmad Yani hendak bersiap-siap, namun ia tidak diperbolehkan dan memaksa untuk segera mengikutinya hingga terjadi pertengkaran.
“‘Bapak dipanggil Presiden dan harus segera’. Terus bapak bilang, ‘kan saya harus ganti baju dulu, paling tidak mandi atau cuci muka’, kan gitu,” ungkap Untung Murfeni pada tayangan YouTube Deddy Corbuzier.
“Ini yang larang pangkatnya apa, Sersan-sersan, Kopral gitu. Itu yang diminta bintang 3 lho. Jauh jaraknya (pangkat). Bentak-bentak Jenderal dia,” sambungnya.
Setelah pertengkaran tersebut, Ahmad Yani menolak dan menutup pintu kaca tersebut.
Kemudian salah satu memerintahkan anggotanya untuk menembak Ahmad Yani dari balik pintu kaca tersebut.
“Langsung salah satu dari mereka itu bilang sama yang namanya Giyani. ‘Giyani tembak!’. Di tembak bener dari belakang, habis tutup pintu itu lah,” ujarnya.
Terdapat tujuh tembakan yang mengenai Jenderal Ahmad Yani hingga terjatuh di depan pintu. Kemudian perwira bintang tiga ini dibawa keluar oleh pasukan Cakrabirawa.
“Diseret kakinya kayak binatang. Ini yang nggak bener, kalau di film di tarik kakinya, diangkat tangannya. Sebenarnya ditarik kakinya langsung dibawa keluar kok,” jelas Untung.
Lalu, anak-anaknya sempat mengejar sang ayah karena dibawa oleh pasukan Cakrabirawa. Namun mereka mendapat ancaman akan ditembak bila keluar dari rumah.
“Kan ada pintu belakang yang mereka masuk, dari mulai mbak Ruli sampai Edi kejar nih di belakang,” Katanya.
“Sampai depan pintu, salah satu dari mereka dengan senjata terkokang bilang, ‘siapa yang keluar, saya tembak’,” pungkasnya.
Begitulah kejadian di rumah Ahmad Yani yang diceritakan oleh kedua anak sang Jenderal, Untung Murfeni dan Indriyah Ruliati. (kmr)