- tim tvOnenews
Film Jadi Tuh Barang: Kisah Perjuangan Anak Muda Merantau Dibungkus Komedi Romantis
tvOnenews.com - Film komedi terbaru bertajuk 'Jadi Tuh Barang' (JTB) dijadwalkan tayang di bioskop mulai 18 September 2025. Film ini merupakan karya debut dari rumah produksi E Komik Film yang diproduseri sekaligus disutradarai oleh Kemal Palevi.
Dibintangi oleh sejumlah komika dan aktor ternama seperti Oki Rengga, Dicky Difie, Arafah Rianti, Steven Wongso, dan Beby Tsabina, film ini siap menghadirkan warna baru dalam genre komedi tanah air dengan bumbu romansa dan drama kehidupan.
Kemal Palevi mengungkapkan bahwa ide cerita film ini berasal dari keresahan nyata yang dialami banyak anak muda masa kini, khususnya para perantau yang baru lulus kuliah dan mencoba bertahan hidup di ibu kota.
“Kebanyakan film harus lahir dari keresahan. Dan keresahan kami ya soal susahnya cari kerja. Ini kan relate banget dengan kondisi sekarang,” ungkap Kemal dalam peluncuran teaser di Cinepolis Senayan Park, Jakarta, Sabtu (2/8) malam.
Ia menambahkan bahwa film ini juga menyelipkan unsur persahabatan dan percintaan sebagai benang merahnya.
“Cerita tiga sekawan yang kesulitan cari kerja, tapi dikemas dalam balutan komedi dan drama romantis,” jelasnya.
Yang menarik, film Jadi Tuh Barang juga menjadi ajang pembuktian akting bagi Oki Rengga. Dikenal sebagai komika dengan gaya humor khas, Oki kali ini tampil jauh lebih emosional dan mendalam dalam perannya sebagai Bonar.
“Biasanya Oki lucu banget, tapi di sini dia romantis banget. Ada galau, marah, bahkan sampai nangis-nangis,” ujar Kemal Palevi soal transformasi akting Oki.
Dalam film ini, Oki memerankan Bonar, seorang pria berdarah Sumatera yang tengah berada di titik terendah hidupnya.
- tim tvOnenews
Setelah diputuskan oleh pacarnya, Cantika (diperankan Beby Tsabina), Bonar harus berhadapan dengan tekanan keluarga, terutama keinginan ayahnya yang sedang sakit agar ia segera menikah.
Dalam kondisi serba sulit, Bonar bersama dua sahabatnya, Awang dan Wongso, menerima tawaran pekerjaan sebagai pawang hujan, meski awalnya mereka meragukan praktik spiritual tersebut.