Pertunjukan seni di Desa Wisata Budaya Muncar, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah..
Sumber :
  • Tim tvOne - Aditya Bayu

Sekolah Pranotocoro, Cara Warga Desa Muncar Menjaga Tradisi dan Budaya

Selasa, 29 Maret 2022 - 14:55 WIB

Semarang, Jawa Tengah - Menjaga kelestarian budaya baik tradisi dan bahasa merupakan kewajiban semua masyarakat Indonesia. Di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, ada sebuah desa yang cukup konsisten dalam menjaga tradisi dan bahasa asli daerah agar tidak luntur termakan kemajuan zaman.

Desa Muncar, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang yang terkenal sebagai salah satu desa wisata budaya di Kabupaten Semarang sengaja membuka sekolah budaya, sebagai bentuk kepedulian untuk nguri-uri  (melestarikan) tradisi budaya dan bahasa daerah, khususnya Jawa.

Kepala Desa Muncar, M. Khoirudin Bagas mengatakan, pandemi Covid-19 cukup mempengaruhi situasi dan kondisi pariwisata di desanya, bahkan sempat ditutup akibat adanya pembatasan kegiatan masyarakat. Namun hal ini tak menyurutkan semangat masyarakat Desa Muncar untuk terus menjaga dan melestarikan budaya dan tradisinya.

" Kami sebagai pemangku desa merasa punya komitmen lebih untuk menjaga dan mewujudkan Desa Muncar sebagai desa wisata budaya yang mampu menjaga warisan leluhur baik dari tradisi budaya dan bahasa," Kata Khoirudin, saat dijumpai pada Selasa (29/3/2022)

Sebagai wadah dari komitmen tersebut kami wujudkan dengan membuka pelatihan pranotocoro pambudi sabdo  atau bisa dibilang sekolah budaya di desa kami," lanjutnya. 

Kegiatan ini dibuka secara gratis bagi masyarakat luas dan tidak terbatas bagi  warga Desa Muncar saja namun warga dari luar desa juga diperbolehkan untuk belajar.

Ada beberapa kegiatan dalam kegiatan pranotocoro pambudi sabdo di Desa Muncar, seperti berlatih tata rias busana jawa, budi pekerti jawa, hingga penggunaan bahasa jawa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari hari maupun dalam tradisi Jawa.

" Dalam kegiatan ini kami bekerjasama dengan Permadani ( Persaudaraan Masyarakat Budaya Indonesia) untuk pelatihan. Disini masyarakat diajarkan tentang budi pekerti, sastra budaya jawa, mengenal pakaian pakaian adat jawa dan tradisi ataupun upacara adat yang dikemas dalam nuansa jawa," ujarnya.

Diharapkan melalui kegiatan ini nantinya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat untuk bisa meningkatkan potensi desa melalui wisata budaya, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

" Untuk kesenian kita terus genjot, bahkan latihan dan gladi terus dilakukan. Hasilnya dalam pagelaran seni budaya tingkat provinsi beberapa waktu lalu kita mendapatkan juara 3," ucapnya.

Pentingnya pelatihan pranotocro pambudi sabdo dirasakan betul oleh masyarakat sekitar, karena melalui pelatihan ini mereka bisa memahami bagaimana pengucapan dan arti dalam bahasa Jawa yang bisa bermanfaat bagi perkembangan desa wisata.

" Kemarin waktu pelatihan saya ikut belajar bahasa Jawa. Meski saya fasih berbahasa Jawa, namun penggunaan bahasa Jawa dalam acara adat maupun kegiatan upacara khusus ternyata berbeda dalam penggunakan sejumlah kata dan pengucapannya. Sehingga bagi saya kegiatan pelatihan pranotocoro pambudi sabdo ini cukup bermanfaat bagi kami," ujar Bambang warga desa Muncar.

Bagas menjelaskan bahwa dalam pembukaan pelatihan ada 60 peserta namun yang menyelesaikan pelatihan ada 26 orang. Mereka berasal dari beberala daerah sekitar seperti Salatiga, Boyolali dan Kabupaten Semarang.

" Harapan kami kita semua bisa ikut menjaga dan nguri-uri (melestarikan) budaya warisan leluhur kita. Jangan sampai nanti warisan budaya kita diakui oleh negara lain lalu kita marah marah namun kita tidak meleatarikan budaya kita sendiri," imbuh Bagas.

Diharapkan melalui kegiatan ini, tradisi budaya bisa semakin tumbuh dan desa wisata muncar bisa menjadi salah satu desa wisata budaya yang bisa memberikan edukasi kepada generasi penerus bangsa. (Aditya Bayu/Buz)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral