Cuma Sebut Satu Nama Ini, Nyali Hercules Langsung Ciut sampai Buat Pentolan GRIB Jaya itu…

tvOnenews.com - Sosok Hercules Rosario Marshal atau yang lebih dikenal sebagai Hercules, Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, kembali menjadi sorotan publik.

Bukan karena aksinya yang garang di lapangan, tetapi karena sikap mengejutkannya yang mendadak melunak hanya karena menyebut satu nama ini.

Kejadian ini terjadi dalam sebuah sesi video call antara Hercules dan Penasihat Khusus Urusan Pertahanan Nasional, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman.

Dalam momen yang disiarkan melalui kanal YouTube Metro TV, Dudung menyampaikan pesan tegas dari Presiden RI Prabowo Subianto mengenai organisasi masyarakat (ormas) yang kerap membuat resah dan menyengsarakan rakyat.

“Jadi saya sampaikan ke beliau, pesan Presiden bahwa ormas-ormas itu tidak boleh menyengsarakan masyarakat, memalak masyarakat. Justru ormas harus membantu masyarakat dalam rangka program pembangunan,” ujar Dudung kepada Hercules melalui video call.

Dudung menambahkan bahwa Presiden telah memerintahkan langsung kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk segera membubarkan ormas yang terbukti meresahkan masyarakat.

Instruksi tegas ini merupakan bagian dari upaya Prabowo untuk menciptakan stabilitas nasional dan kenyamanan dunia usaha.

Salah satu nama yang disebut dan tampaknya membuat nyalinya ciut adalah presiden Prabowo Subianto yang juga merupakan Jenderal TNI (Purn).

Respons Hercules pun langsung mengejutkan. Pria yang dikenal memiliki reputasi keras itu justru menyatakan dukungan penuh terhadap perintah tersebut.

“Bubarkan, saya mendukung,” ujarnya tanpa ragu.

Tak hanya itu, yang lebih mengejutkan lagi adalah pengakuan Hercules soal permohonan maaf kepada sejumlah tokoh militer senior.

“Saya minta maaf atas ucapan yang salah terhadap bapak-bapak purnawirawan, jenderal. Aku minta maaf sebesar-besarnya,” ujar Hercules dengan nada serius.

Permintaan maaf itu mencakup juga kepada Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat serta sejumlah jenderal dari Keluarga Besar TNI (KBT).

Dudung sendiri yang meminta Hercules untuk menyampaikan permohonan maaf kepada para senior militer yang sebelumnya sempat berseteru dengannya.

“Jadi dia (Hercules) minta maaf ke Pak Gatot, Pak Yayat, jenderal-jenderal di KBT itu atas pernyataan kemarin di media. Beliau minta maaf dan beliau nanti akan mendukung kegiatan-kegiatan pemerintah,” kata Dudung mempertegas.

Pernyataan tersebut menjadi titik balik mengejutkan dari sosok Hercules yang selama ini dikenal lantang dan penuh perlawanan.

Menyebut nama Prabowo Subianto ternyata cukup untuk menggoyahkan keteguhan seorang pentolan ormas sebesar GRIB Jaya.

Dudung sendiri mengatakan bahwa instruksi Presiden tidak main-main.

Pemerintah ingin memastikan bahwa kehadiran ormas harus memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat, bukan justru menciptakan ketakutan ataupun mempersulit investasi dan pembangunan.

“Tadi juga Bapak Presiden menyampaikan masalah ormas, yang tertib, yang kemudian tidak mengganggu, apalagi memalak, dan sebagainya. Presiden sudah menekankan seperti itu,” jelas Dudung usai mengikuti rapat kabinet bersama Presiden Prabowo di Istana Negara.

Ia menambahkan bahwa sinergi antara pemerintah dan ormas sangat mungkin terjadi jika ormas tersebut memiliki visi dan niat yang baik.

“Silakan bersinergi dengan pemerintah, memberikan masukan, dan mendorong pembangunan pemerintah itu sendiri,” imbuhnya.

Terpisah, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pun mengaku tengah melakukan pendataan terhadap berbagai ormas di tanah air.

Terutama yang akhir-akhir ini terlibat dalam sejumlah kejadian yang mengganggu stabilitas keamanan dan investasi.

Kemendagri tidak akan tinggal diam menghadapi ormas yang dinilai menyimpang dari fungsinya.

Bahkan, bukan tidak mungkin akan ada pembubaran besar-besaran terhadap ormas yang terbukti menyengsarakan masyarakat.

Dengan kondisi ini, sikap kooperatif yang ditunjukkan Hercules tentu menciptakan kejutan tersendiri di mata publik. (adk)