Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier Dipertanyakan Keabsahannya, Ustaz Derry Sulaiman Heran: Tidak Boleh…

tvOnenews.com - Pernikahan pasangan selebriti Luna Maya dan Maxime Bouttier pada 7 Mei 2025 di Ubud, Bali, sempat menjadi kabar bahagia yang menghebohkan jagat maya.

Namun siapa sangka, kebahagiaan itu justru diiringi dengan perdebatan publik terkait keabsahan prosesi ijab kabul yang dijalani keduanya.

Salah satu yang menyoroti pernikahan mereka adalah konten kreator bernama Sirojjudin Assubki.

Dalam sebuah video yang viral, Subki menyebut bahwa pernikahan bisa dianggap tidak sah jika terdapat jeda yang terlalu lama antara ucapan ijab dari wali nikah dengan kabul dari pihak mempelai pria.

Ia menggarisbawahi bahwa jeda yang diperbolehkan dalam ijab kabul hanya sebatas waktu yang sangat singkat, seperti menelan ludah atau mengambil napas.

Subki menyebut bahwa dalam video akad nikah Luna dan Maxime, terlihat Maxime memberikan jeda beberapa detik setelah wali mengucapkan ijab, sebelum akhirnya menjawab kabul.

Menurutnya, hal ini bisa menjadi celah bahwa prosesi tersebut dianggap tidak memenuhi syarat sahnya ijab kabul menurut sebagian pendapat ulama.

Komentar ini pun menyebar luas di media sosial, hingga menarik perhatian Ustaz Derry Sulaiman.

Mantan musisi rock yang kini menjadi pendakwah ini memberikan pandangannya secara terbuka melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya.

Ia merasa heran kenapa perdebatan mengenai jeda napas saat ijab kabul harus menjadi polemik yang besar.

"Kalau menurut pendapat saya itu tidak ada yang salah, itu masih dalam batas yang wajar," ujar Ustaz Derry.

Ia menilai bahwa jeda selama satu hingga dua detik yang dilakukan oleh Maxime adalah hal yang sangat manusiawi, terlebih dalam situasi sakral seperti akad nikah.

Ustaz Derry menjelaskan bahwa banyak orang yang tidak memahami detail teknis dalam prosesi ijab kabul.

Menurutnya, jeda yang membatalkan ijab kabul bukan hanya sekedar menarik napas, melainkan jika sampai terjadi percakapan lain, keraguan dari mempelai pria, atau jeda yang cukup lama hingga suasana akad menjadi tidak kondusif.

"Yang dimaksud jeda lama oleh para ulama itu adalah jeda yang tidak wajar, seperti 10 detik lebih, terjadi percakapan atau bahkan diskusi di antara wali dan mempelai pria, itu baru bisa membatalkan," tuturnya.