- Tim tvOne - Santosa Suparman
International Culture And Culinary Festival, Sajikan Kuliner dari 25 Negara
Bantul, DIY - Berbagai macam menu makanan dari 25 negara mulai hari ini Rabu ( 23/3/2002) hingga Kamis (24/3/2022) dapat anda cicipi jika anda datang ke Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di ajang International Culture And Culinary Festival ( ICCF ) yang ke 7.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menggelar acara ICCF secara luring setelah tahun lalu penyelenggaraan ICCF ke 6 secara daring akibat adanya pandemi Covid-19.
Acara ini menghadirkan mahasiswa dari berbagai negara yang sedang belajar di Yogyakarta dan luar Yogyakarta. Setiap mahasiswa menampilkan kuliner khas negaranya masing - masing dan juga mengenalkan budayanya.
Adapun peserta asing yang turut serta menyemarakkan kegiatan ini berasal dari berbagai negara seperti Kenya, Kongo, Pakistan, Zimbabwe, Palestina, Thailand, Kazakhstan, Malaysia, Brunei Darusalam, Libya, Kenya, Timor Leste dan berbagai negara lainnya.
Maya mahasiswa asal Timor Leste mengaku senang mengikuti kegiatan ini dan Timor Leste menyuguhkan 3 menu Kuliner Khas Timor Leste.
" Kami menampilkan tiga menu makanan salah satu diantara puding rasa Kopi atau sabremesa, Akucidu dan atmeri sayur dari terung. Rasanya agak asam dan manis," kata Maya di stand Timor Leste.
Gunawan Budiyanto rektor UMY menjelaskan ICCF adalah agenda tahunan untuk memberikan kesempatan dan tempat untuk berkumpulnya mahasiswa internasional di UMY yang dimulai sejak 2015 silam.
" Pada tahun ini 2022 karena kondisi sudah membaik dan banyak negara yang menyatakan bahwa covid-19 bukan lagi pandemi dan sudah menjadi endemi sehingga mereka melonggarkan traffic antar negara. Oleh karena itulah kali ini kita melaksanakan lagi ICCF yang ke 7 dengan diikuti 26 kontingen dari 25 negara," ungkap rektor UMY Gunawan Budiyanto usai membuka acara ICCF Di sportorium UMY.
Lebih lanjut Gunawan Budiyanto mengatakan bahwa ICCF merupakan salah satu program untuk meningkatkan atmosfer internasional.
"ICCF sebetulnya program yang tidak bisa dipisahkan dari outbound dan inbound untuk meningkatkan atmosfer internasional. Kita tahu selama pandemi terjadi penurunan mahasiswa asing yang datang secara tatap muka di kampus," tutur Gunawan.
"Kalau sebelumnya 70 sampai 80an mahasiswa asing, selama COVID-19 hanya 30an itu pun dengan prosedur imigrasi yang rumit. Sehingga tahun ini program outbound mengirim mahasiswa ke luar negeri dan inbound sudah lancar kembali,” lanjutnya.
Even ini merupakan salah satu rangkaian Milad UMY yang tahun ini mengusung tema 'Harmony Through Diversity' dan dimeriahkan dengan beberapa agenda seperti street parade, international street kitchen, dan traditional performance competition.
Peserta dalam ICCF ini tidak hanya mahasiswa asing yang kuliah di UMY, tapi ada beberapa mahasiswa asing yang menempuh pendidikan di luar DIY.
Muhammad Wafi (20) mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) asal Selangor Malaysia mengatakan acara yang digelar UMY ini sangat meriah dan dari acara ini peserta dan mahasiswa yang datang bisa merasakan budaya dari berbagai negara.
"Kalau kami memperkenalkan teh tarik dan nasi lemak, yang jadi ciri khas Malaysia. Makanan ini biasa disajikan di rumah-rumah atau keluarga di malaysia," ujar Muhammad Wangi. (Santosa Suparman/Buz)