- Kolase tvOnenews.com
Jadi Sorotan, Begini Perbedaan Ajaran Gus Miftah dan Ustad Abdul Somad soal Natal, Netizen: Jelas Beda Jauh Lah
tvOnenews.com - Buntut merendahkan penjual es teh dengan kalimat tak pantas, Miftah Maulana atau Gus Miftah kini masih terus mendapat sorotan publik, termasuk netizen di media sosial.
Bahkan, sejumlah video lama Gus Miftah juga kembali diunggah ke media sosial. Sebab, dalam video tersebut terlihat perlakuan hingga kata-kata tak pantas pria tersebut yang dinilai merendahkan orang lain.
Di sisi lain, dilema soal boleh atau tidaknya mengucapkan "Selamat Natal" pun bak isu tahunan yang kerap kali muncul serta jadi pertanyaan, jelang perayaan umat agama Kristiani tersebut tiba.
Apalagi masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan orang-orang yang memiliki suku, agama, hingga ras yang berbeda-beda.
Sayangnya, isu boleh atau tidaknya mengucapkan "Selamat Natal" justru jadi polemik, bahkan pro-kontra di kalangan masyarakat itu sendiri, terutama bagi mereka yang beragama Islam.
Sebab, ada yang percaya bahwa mengucapkannya itu sebagai salah satu bentuk dari perbuatan baik kepada sesama manusia lainnya, sehingga diperbolehkan.
Namun, ada juga yang percaya bahwa itu tidak diperbolehkan, karena menjadi bagian dari perayaan agama lain.
Salah dua orang yang pernah memberikan pernyataan terkait boleh atau tidaknya mengucapkan "Selamat Natal" adalah Gus Miftah dan Ustad Abdul Somad.
Belum lama ini, ada sebuah video yang diunggah oleh akun media sosial X @Barisan OpOsisi, mengenai cuplikan ketika Gus Miftah mengucapkan "Selamat Natal" kepada temannya yang seorang Nasrani.
Dalam video yang diunggah pada 17 Desember 2024 itu, Gus Miftah mengatakan bahwa mengucapkan "Selamat Natal" diperbolehkan.
"Dia Nasrani. Saya bilang, ucapkan selamat Natal ke dia. 'Mas, selamat Natal ya. Rayakan Natalmu dengan suka cita dan bahagia, sebagaimana aku Muslim merayakan Idul Fitri dengan suka cita dan bahagia'. Dia kaget, telepon saya, 'Nggak apa-apa, bro?', 'Nggak apa-apa, nggak ada masalah'," ucap Gus Miftah.
- YouTube
Namun, pernyataan sebaliknya justru dilontarkan oleh Ustad Abdul Somad atau UAS dalam kolase video yang sama. UAS membacakan salah satu pertanyaan dari jamaahnya mengenai hal tersebut.
"''Kalau mengucapkan selamat Natal, sedangkan saya nggak ingin mengucapkannya tapi terpaksa karena dia adalah atasan saya, belum pernah ucapkan Natal kepadanya, dia bilang saya sombong'," ujar UAS saat membacakan pertanyaan dari jemaah yang hadir.
UAS lalu menjawab dengan penjelasan, "Takut dibilang sombong atasan atau takut dibilang kafir sama Allah? Ketika kau ucapkan selamat Natal, ada tiga konsekuensi. Pertama, kau sudah mengatakan Isa lahir 25 Desember, padahal dia tidak lahir 25 Desember. Berarti kau sudah mengatakan Isa mati di depan salib, padahal Qu'ran mengatakan dia tidak mati di hadapan salib. Ketiga, kau mengucapkan selamat Natal berarti sama artinya dengan kau mengatakan Isa adalah anak Tuhan,".
- kolase tim tvOnenews
Di sisi lain, menilik dari fatwa yang dikeluarkan oleh MUI, umat Islam memang dilarang mengucapkan selamat hari raya agama lain, termasuk Natal. Fatwa tersebut diterbitkan dalam Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII.
Unggahan mengenai perbedaan jawaban Gus Miftah dan Ustad Abdul Somad perihal boleh atau tidaknya mengucapkan "Selamat Natal", tentu saja langsung mendapat sorotan dari netizen lainnya di X.
Mereka juga turut membanding-bandingkan isi ceramah keduanya yang dinilai jauh berbeda.
"Kelihatan banget yang nggak berilmu sama yang berilmu," tulis komentar salah satu netizen di X.
"Jelas beda jauh lah. UAS x Taim, bagai bintang di langit dan kerak gorong-gorong," kata netizen.
"Keilmuan Miftah masih sangat terbatas. Cuma modal popularitas doang," tulis komentar netizen.
"Menyedihkan. Orang yang diharapkan bisa memberikan ilmu agama di tengah banyaknya pengikutnya agar tidak buta dalam hal agama terutama tauhid, akidah, adab dan akhlak, malah memberikan statement menurut opininya sendiri tanpa dasar dalil. Si Miftah minim ilmu," komentar netizen.
(ism)