- Tim tvOne - Ronaldo Bramantyo
Kelompok Sadar Wisata di Wonosobo Olah Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar
Wonosobo, Jawa Tengah - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Amanah Kelurahan Garung, Kecamatan Garung, Wonosobo mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar melalui proses pirolisis.
Hasil dari proses pirolisis atau proses memanaskan plastik tanpa oksigen dalam temperatur tertentu serta teknik destilasi ini berupa bahan bakar jenis solar, minyak tanah, premium dan gas.
Ketua Pokdarwis Amanah, Wonosobo, Budi Prasetyo mengatakan ide pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar tersebut lahir akibat banyaknya tumpukan sampah yang berasal dari sampah rumah tangga maupun destinasi wisata.
" Saat itu kami berfikir bagaimana untuk mengolah dampaknya dulu sebelum membuat destinasi wisata. Kemudian lahirlah alat untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar yang mendekati solar, minyak tanah, premium dan gas ini," kata Budi Prasetyo, saat ditemui di tempat pengolahan di desa setempat, Kamis, (27/01/2022).
Dijelaskan Budi, pertama proses pengolahan dimulai dari pemilihan sampah plastik. Jenis sampah plastik yang bisa diolah menjadi bahan bakar adalah sampah plastik yang tidak mengandung alumunium foil seperti, kantong plastik, botol plastik, sterofoam, maupun plastik wadah minyak.
" Sampah jenis pipa tidak bisa, juga sampah kemasan jajan anak-anak belum bisa karena itu mengandung alumunium foil karena itu nanti akan mengerak," jelasnya.
Setelah itu, sampah melalui tahap pembakaran di ruang reaktor hingga mencapai titik suhu 400 derajat serambi mengalirkan air atau sirkulasi kondensor. Air tersebut akan terus berjalan sehingga uap yang berada di reaktor tersebut akan naik di suhu tertentu.
" Setelah itu di tiap reaktor akan mengeluarkan berbagai macam tetesan bahan bakar tersebut," ungkap dia.
Menurut dia, dua kilogram sampah plastik bisa menghasilkan 150 mililiter (ml) bahan bakar mendekati solar, 100 ml bahan bakar mendekati minyak tanah dan 50 ml bahan bakar mendekati premium 50 liter dengan asumsi proses kurang lebih 30 hingga 1 jam secara bersamaan.
" Kami jutga ada hasil proses yang ketiga yaitu gas, namun masih dalam pengembangan. rencananya kedepan akan kita gunakan untuk bahan bakar di pembakaran yang pertama," urainya.
Surya Widatama salah satu anggota Pokdarwis Amanah menambahkan, alat atau mesin pengolah sampah ini masih terus dalam pengembangan. Kedepan diharapkan dapat memangkas operasional karena saat ini masih menggunakan gas elpiji.
" Dari mulai merancang hingga jadi seperti ini ada sekitar tujuh eksperimen dan masih kami kembangkan. Kami saat ini juga tengah merancang bagaimana caranya agar oli bekas bisa menggantikan gas sebagai pembakaran yang pertama tersebut," katanya.
Pihaknya berharap kedepan inovasi pengolah sampah menjadi bahan bakar tersebut bisa menjadi solusi permasalahan sampah di Wonosobo, terlebih di Kelurahan Garung. Saat ini dia dan tim Pokdarwis Amanah tengah menguji coba mesin serupa namun dalam skala besar.
" Kami berharap inovasi ini bisa menjadi pengurai permasalahan sampah untuk masyarakat. Tak hanya itu kedepan kita juga akan buat wisata edukasi," jelas Surya.
Wisata edukasi yang dimaksud adalah pengenalan bagaimana memanfaatkan sampah sehingga menjadi bahan yang berguna juga wisata pelestarian budaya dan pelestarian budaya Jawa yang saat ini dianggap sudah tergerus kemajuan jaman.
" Kedepan kami kombinasikan sehingga selain edukasi pengolahan smpah juga pengenalan budaya jawa seperti permainan-permainan jaman dahulu. Pada initinya melestarikan budaya jawa," pungkasnya (Ronaldo Bramantyo/Buz)