- ANTARA (Pexels)
Mengenal Covid-somnia yang Sering Dialami di Masa Pandemi Covid-19
Sejak pandemi, seluruh aktivitas ini menjadi sangat minimal bahkan hilang. Ketiadaan aktivitas rutin tersebut cenderung membuat tidur lebih larut dan bangun lebih siang. Di samping kualitas tidur menjadi buruk, gangguan pada irama sirkadian tersebut juga akan berdampak pada fungsi biologis lainnya, termasuk pencernaan, respons imunitas, dan lainnya.
Ketiga, meningkatkan konsumsi informasi.
Terlalu banyak mengonsumsi informasi akan secara bermakna meningkatkan tekanan mental dalam bentuk kecemasan dan ketakutan. Belum lagi berhadapan dengan disinformasi dan hoaks.
Durasi kita berada di depan monitor (screen time), dikaitkan dengan menurunnya kualitas tidur, terutama apabila dilakukan pada malam hari. Sinar biru dari monitor akan merangsang tubuh kita untuk mempertahankan kadar kortisol tetap tinggi dan menekan produksi melatonin.
Itulah sekilas dampak pandemi Covid-19 terhadap kesehatan mental, terutama pengaruhnya pada kualitas tidur. Dia menegaskan, tidur adalah bagian paling sentral dalam kehidupan kita untuk memastikan seluruh fungsi tubuh dapat melakukan tugasnya dengan baik melalui keteraturan irama sirkadian yang akan menjaga tubuh kita tetap sehat, produktif, dan sejahtera.
Anda dapat berusaha membuat suasana menjadi kondusif sehingga tidur lebih nyenyak dengan persiapan seperti memastikan tubuh dalam kondisi bersih dan nyaman, menghindari paparan layar gawai sebelum tidur, menyalakan musik pengantar tidur dan berdoa.
Bagaimanapun, semua orang perlu untuk menyadari pentingnya menyikapi kondisi pandemi ini dengan tetap berusaha rileks dan mendapatkan hiburan atau aktivitas yang menyenangkan agar terhindari dari gangguan mental. Gangguan mental seperti munculnya kecematan tidak boleh diremehkan karena dapat memicu gangguan kesehatan akibat menurunnya imun. (ari/ant)