- Istimewa
Tarif Masuk Pulau Komodo Naik, Begini Tanggapan Pakar Pariwisata
Surabaya, Jawa Timur - Wacana perihal naiknya harga tiket masuk ke Pulau Komodo memenuhi media sosial di Indonesia.
Tarif masuk Pulau Komodo per 1 Juli 2022 akan naik dalam rangka konservasi komodo. Komodo merupakan salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia.
Menanggapi naiknya harga tiket tersebut, Dosen Pariwisata Universitas Airlangga Novianto Edi Suharno memberikan penjelasannya.
Anto─sapaan akrabnya─menjelaskan bahwa kenaikan tarif yang dimaksud dialokasikan sebagai biaya konservasi meliputi beberapa pulau di sekitar Pulau Komodo seperti Pulau Padar, Pulau Kenawa, dan pantai di sekitaran Taman Nasional Komodo.
“Tujuannya untuk konservasi atau untuk perlindungan komodo. Biaya tersebut yang direncanakan naik itu sebenarnya biaya untuk 1 tahun atau 1 periode. Namun, kembali kepada tujuan utama kenaikan tarif tersebut adalah untuk konservasi atau menjaga kelestarian lingkungan yang ada di sana. Termasuk komodonya sendiri,” katanya.
Penetapan jumlah pengunjung atau carrying capacity perlu dilakukan. Jadi, habitat maupun kebiasaan alam komodo tidak terganggu dengan aktivitas manusia atau wisatawan yang berkunjung.
Meski demikian, ketika wisatawan datang berkunjung ke Pulau Komodo, hanya beberapa sudut saja yang diperbolehkan untuk dikunjungi.
Namun, perlu adanya pembatasan pengunjung agar habitat komodo tetap terjaga.
“Sebenarnya yang dikunjungi wisatawan itu satu sudut atau satu areal kecil di mana kita melihat beberapa ekor komodo yang dapat dimanfaatkan wisatawan untuk pariwisata,” ungkapnya.
Kenaikan Tarif Masuk
Kenaikan tarif masuk ke Pulau Komodo, sambung Anto, diterapkan ketika pariwisata sedang bangkit dari pandemi Covid-19.
Saat ini, hal tersebut menjadi pertentangan antara masyarakat sekitar Taman Nasional Komodo.
Pasalnya, masyarakat merasa bahwa pariwisata yang sedang bangkit saat ini bukan hanya di Taman Nasional Komodo saja, tapi di seluruh Indonesia.
“Kenapa kemudian malah justru naik atau masih bisa bilang ini masih belum fix karena dengan kenaikan tarif ini menyebabkan orang langsung berpikir atau tidak ke sana padahal aktivitas wisatawan di lokasi tersebut itu juga tidak sepanjang hari paling lama juga sampai 3 jam sudah selesai,” tuturnya.
Anto berpesan mengenai strategi yang dapat dilakukan sebagai upaya menjaga konservasi komodo adalah pembatasan atau penetapan jumlah pengunjung yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo.
Pihak pengelola maupun pemerintah dapat mencontoh salah satu destinasi wisata di Malang Selatan yang menerapkan reservasi bagi pengunjung yang akan berwisata ke tempat tersebut.
“Sehingga dalam 1 hari itu, sudah tahu betul berapa wisatawan yang berkunjung. Di lain sisi lebih mewah dan lebih bijak untuk penetapan jumlah pengunjung dan juga dalam rangka menjaga habitat komodo itu sendiri,” pesanya. (msi/nsi)