- Ammar Ramzi
Dari atas Bukit Zaitun, Kami Melihat Persoalan Palestina Lebih Luas: Seri Perjalanan Umroh Plus Aqsa Elharamain Wisata
Namun kompleks Al-Aqsa tetap menjadi landskap yang paling indah dalam potret mata kami. Tembok batu kuning yang mengelilinginya seakan menceritakan sejarah panjang tempat suci ini.
Kubah emas dan biru tua di sana berdiri gagah, bangga pernah menjadi lokasi pusat dakwah para nabi turun temurun.
Sayang, masjid yang menjadi saksi mi’raj-nya Nabi Muhammad yang kemudian dimakmurkan oleh Umar bin Khattab, Salahuddin Al-Ayyubi, dan kesultanan Islam setelahnya itu kini tak bisa leluasa dikunjungi umat Islam.
Tentara Israel sepenuhnya bisa melakukan kontrol siapa yang boleh masuk dan siapa yang tidak. Jemaah Umroh plus Aqsa Elharamain Wisata mengalaminya sendiri.
Pada Jumat subuh, kami dan sejumlah pemuda Palestina dilarang masuk untuk melaksanakan salat subuh di Al-Aqsa.
Tanpa alasan yang jelas, mereka hanya mengusir kami dengan arogan sambil menenteng senjata laras panjang di tangannya.
Hanya mereka yang berusia lanjut yang dipersilakan masuk untuk salat. Sementara rombongan orang Yahudi masuk dengan leluasa dikawal oleh tentara Israel.