- ANTARA
Waspada! BKKBN Sebut Rokok Picu Perkembangan Janin di Kandungan Jadi Lambat
Dengan demikian, Hasto meminta agar seluruh anggota keluarga yang merokok dapat lebih menjaga ibu dan anak di rumah, dengan cara tidak berada di dekat ibu dalam jarak dekat saat merokok.
“Kalau kita melarang orang merokok itu hampir pasti kita gagal. Tapi kalau mencegah orang merokok kemungkinan sukses besar. Oleh karena itu sebaiknya kita mencegahnya lewat perokok baru atau anak-anak ini,” kata Hasto.
Ketua Tobacco Control Support Center (TCSC) IAKMI Sumarjati Arjoso ikut membeberkan bahwa terjadi peningkatan jumlah perokok pada anak di bawah 18 tahun.
Dari data yang dirinya miliki, tiga dari empat orang telah merokok sejak berusia di bawah 20 tahun. Pada tahun 2013 prevalensi perokok anak di Indonesia mencapai 7,20 persen. Namun, meningkat signifikan di tahun 2019 yakni 10,70 persen.
“Jika tidak dikendalikan, prevalensi perokok anak akan meningkat hingga 16 persen di tahun 2030,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan meminta pemerintah merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang zat adiktif supaya perlindungan terhadap anak dari produk rokok semakin diperkuat.
Ede menyebutkan, sejumlah aturan yang perlu diperhatikan yakni pembuatan aturan larangan menjual rokok secara ketengan alias batangan, pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok di berbagai media, baik di luar atau dalam ruangan juga media. (ant/ari)