- Freepik/senivpetro
Hipertensi atau Hipotensi, Mana yang Paling Berbahaya?
Adapun, untuk gejala umum yang biasa dialami oleh penderita hipotensi di antaranya lemas, gampang pusing, keleyengan.
Selain itu, ketika sudah duduk lama atau habis tiduran lalu bangun, seseorang dengan hipotensi akan merasa seperti ingin pingsan.
Namun, dr. Reinaldo menyebut, pada beberapa pasien yang tekanannya di bawah itu ada yang tidak menimbulkan gejala apa pun.
Sama seperti hipertensi, pada kondisi hipotensi yang sudah parah juga akan berpengaruh pada organ vital lainnya seperti otak, ginjal, dan lainnya.
"Yang paling berbahaya sebenarnya kalau hipotensinya ini sampai mengakibatkan yang namanya syok. Nah, kalau syok itu tekanan darahnya sangat rendah plus ditandai dengan gangguan perfusi jaringan alias sel-sel organ-organ tubuh kita, jaringan-jaringan kurang mendapat aliran darah sehingga terjadi kerusakan atau gangguan," kata dr. Rainaldo.
"Nah, ini bisa menyebabkan gagal ginjal akut, bisa menyebabkan gagal organ, sehingga berujung kematian," pungkasnya.
Hipertensi maupun hipotensi sama-sama bisa berbahaya. Pada kasus hipotensi yang sampai menyebabkan syok, kondisinya bisa langsung mengancam nyawa.
Begitu juga dengan hipertensi dalam kategori darurat, yang risikonya sangat tinggi.
Sementara hipertensi kronis yang tekanannya tidak terlalu ekstrem umumnya menimbulkan masalah setelah berlangsung bertahun-tahun.
Mengingat dua kondisi tersebut sangat berbahaya bagi tubuh, dr. Reinaldo menyarankan untuk segera konsultasi ke dokter saat alami hipotensi atau hipertensi.
(nka)