- Istockphoto
Gairah Seksual Turun Setelah Melahirkan, Apakah Pertanda Ada Masalah? Dokter Jelaskan Fakta Sebenarnya!
tvOnenews.com - Setelah melahirkan, banyak ibu yang mengaku mengalami perubahan besar dalam tubuh dan emosinya.
Salah satu yang sering dikeluhkan adalah menurunnya gairah seksual.
Kondisi ini sering kali membuat sebagian wanita merasa cemas, bahkan berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya.
Namun, menurut dr. Abi Noya, hal tersebut sebenarnya adalah sesuatu yang wajar dan bisa dipulihkan seiring waktu.
Dalam penjelasannya yang dilansir dari kanal YouTube Alodokter, dr. Abi menyebut bahwa faktor psikologis memegang peranan penting terhadap perubahan gairah seksual setelah melahirkan.
"Kondisi psikologis punya pengaruh yang signifikan terhadap gairah seksual, terlebih bagi wanita. Jadi kalau Bunda memang lagi merasa stres ataupun ada rasa khawatir, yang mana memang cukup umum dialami oleh ibu baru, ya wajar banget kalau hasrat seksual mungkin jadi cenderung menurun,” kata dr. Abi.
Ia menjelaskan bahwa masa setelah melahirkan bukan hanya soal pemulihan fisik, tetapi juga adaptasi emosional dan mental terhadap peran baru sebagai seorang ibu.
Rasa cemas, kelelahan karena kurang tidur, serta tekanan untuk menjadi ibu yang baik bisa membuat tubuh dan pikiran sulit rileks, sehingga gairah seksual ikut menurun.
Tak hanya faktor psikologis, perubahan hormonal juga berperan besar.
"Selama hamil sampai setelah melahirkan, tubuh Bunda sudah melalui banyak proses dan perubahan, mulai dari perubahan hormon sampai perubahan fisik,” lanjut dr. Abi.
Hormon estrogen dan progesteron yang berfluktuasi setelah melahirkan dapat memengaruhi pelumasan alami pada organ intim.
Akibatnya, hubungan seksual bisa terasa kurang nyaman atau bahkan menyakitkan.
Selain itu, hormon prolaktin yang meningkat selama menyusui juga diketahui dapat menekan dorongan seksual secara alami.
Dr. Abi juga menyoroti faktor luka episiotomi, yaitu sayatan di area vagina yang dilakukan saat proses persalinan normal.
"Belum lagi kalau ada bekas luka episiotomi di vagina, kekhawatiran Bunda akan rasa sakitnya saat berhubungan intim juga bisa memicu penurunan gairah seksual,” jelasnya.
Selain itu, muncul pula kecemasan akan kehamilan kembali.
“Wajar aja kalau Bunda jadi ngerasa semacam parno dan tanpa disadari menolak ajakan Ayah untuk berhubungan intim karena kekhawatiran tadi,” tambah dr. Abi.
Oleh karena itu, peran pasangan sangat penting. Suami diharapkan memahami kondisi pasca persalinan dengan lebih empati.
"Ayah juga diharapkan bisa memahami kondisi Bunda. Tapi yang saya mau tekankan, nggak perlu terlalu khawatir karena gairah seksual Bunda ini umumnya akan berangsur-angsur kembali kok setelah pulih dari melahirkan dan mulai terbiasa dengan kesibukan mengurusi si kecil,” kata dr. Abi.
Meski begitu, dr. Abi mengingatkan bahwa komunikasi terbuka dengan pasangan sangat penting agar tidak timbul salah paham.
Ia juga menegaskan, jika kondisi penurunan gairah seksual ini sudah mengganggu keharmonisan rumah tangga atau membuat pasangan merasa tertekan, maka langkah terbaik adalah berkonsultasi ke ahli.
“Tapi kalau hal ini sudah dirasa memengaruhi keharmonisan keluarga atau upaya-upaya yang tadi sudah dilakukan dirasa enggak mempan lagi dalam mengatasi penurunan gairah seksual, sebaiknya coba untuk konsultasikan aja pada ahlinya seperti psikolog ataupun dokter,” tutup dr. Abi. (adk)