- ChatGPT
Mitos atau Fakta Stres Kerja Bisa Jadi Penyebab Sakit Kelenjar Getah Bening? dr. Tirta Bongkar Fakta, Sebenarnya…
tvOnenews.com - Kelenjar getah bening sering kali menjadi perhatian banyak orang ketika tubuh mengalami gejala tidak biasa, seperti bengkak di leher, ketiak, atau bagian tubuh lainnya.
Tidak sedikit pula yang mengaitkan kondisi ini dengan stres kerja berlebih.
Pertanyaan pun muncul, benarkah terlalu ekstra bekerja bisa menyebabkan masalah di kelenjar getah bening?
Dokter sekaligus influencer kesehatan, dr. Tirta, memberikan penjelasan lengkap mengenai hal ini melalui kanal YouTube pribadinya tirtapengpengpeng.
Menurutnya, anggapan bahwa kelenjar getah bening muncul akibat stres kerja semata adalah mitos.
“Itu mitos ya, penyebab kelenjar getah bening itu banyak, bisa jadi cancer, bisa jadi infeksi, ada infeksi virus, terus ada gangguan imun contohnya HIV. Jadi dia gampang banget terinfeksi," ungkap dr. Tirta.
"Autoimun SLE juga berpengaruh, terus radiasi itu sangat ekstrem sekali. Jadi paparan radiasi terus-menerus bisa menyebabkan kerusakan kelenjar getah bening dan tiba-tiba terjadi mutasi pada beberapa sel,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa mutasi sel adalah sesuatu yang sulit diprediksi.
Mutasi bisa dipicu oleh faktor karsinogenik, radiasi, hingga genetik.
Bahkan gaya hidup yang buruk dapat meningkatkan risiko mutasi sel.
“Nah mutasi ini kan nggak ada yang tahu. Mutasi bisa terjadi karena karsinogenik, bisa karena radiasi, juga bisa genetik. Dan karena gaya hidup yang sangat buruk juga bisa," jelasnya.
Hal ini berarti, bekerja keras atau stres kerja tidak serta-merta menimbulkan masalah kelenjar getah bening.
Namun, gaya hidup yang kurang sehat justru bisa memperbesar peluang seseorang mengalami gangguan pada sistem limfatik.
dr. Tirta menegaskan bahwa gaya hidup yang buruk bukan hanya soal bekerja keras.
Banyak orang yang menganggap bekerja ekstra adalah akar masalah kesehatan, padahal faktor lain sering kali lebih dominan.
“Gaya hidup yang sangat buruk itu bukan hanya banyak bekerja. Ya mager lah (malas gerak), makan fast food terus-terusan, karsinogenik terus-terusan,” kata dr. Tirta.
Pola hidup malas, konsumsi makanan cepat saji, serta kebiasaan yang berhubungan dengan zat karsinogenik dapat memperlemah sistem kekebalan tubuh.