- Istimewa
Modern Dance Jadi Tren Baru Anak Muda, Dari Hobi Hingga Wadah Kreativitas
Jakarta, tvOnenews.com – Dunia tari di Indonesia semakin berwarna dengan hadirnya modern dance yang kini mulai digandrungi anak muda. Jika dulu tarian identik dengan tradisi dan budaya lokal, kini generasi muda mulai melirik berbagai genre modern yang lebih ekspresif dan energik.
Sayangnya, pemahaman masyarakat tentang dance masih cenderung terbatas pada tarian tradisional. Padahal, modern dance memiliki banyak tipe menarik, mulai dari hip-hop, jazz, hingga K-Pop yang saat ini sedang merajai tren global.
Masuknya gelombang K-Pop ke Indonesia membuat minat terhadap dance semakin besar. Gerakan lincah dan penuh koreografi membuat anak muda tertarik untuk mempelajari lebih dalam seni tari modern ini.
Namun, peluang itu masih terkendala fasilitas dan dukungan. Banyak anak muda yang sebenarnya berminat, tetapi belum menemukan wadah untuk mengembangkan bakat mereka. Hal ini membuat sebagian potensi justru tenggelam begitu saja.
Di sisi lain, modern dance bukan hanya soal gerakan tubuh, melainkan juga sarana melatih disiplin, kekuatan fisik, kerja sama, hingga kepercayaan diri. Inilah yang membuatnya semakin relevan bagi anak muda Indonesia.
Salah satu langkah nyata untuk menyalurkan minat tersebut adalah lahirnya komunitas Streetstage pada pertengahan 2025. Komunitas ini hadir sebagai wadah bagi penari modern untuk mengasah bakat, sekaligus membuktikan bahwa modern dance bisa menjadi medium pemberdayaan anak muda.
Dalam waktu singkat, Streetstage berhasil menelurkan prestasi. Pada 14 September 2025, di Gigi Art of Dance Studio, Jakarta Selatan, dua tim penari binaannya, KidzKrew dan Nonaspark, sukses memukau penonton dengan penampilan penuh energi.
Pendiri Streetstage, Kay Satria Hartono, mengatakan wadah ini hadir untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak yang terkendala dana maupun dukungan keluarga. “Saya yakin banyak anak muda berminat di bidang dance, tapi tidak tahu bagaimana mengembangkannya. Komunitas ini hadir untuk menjembatani,” ujar Kay.
Komunitas ini juga menjaring bakat dari yayasan panti asuhan di Jakarta, kemudian melatih mereka selama lebih dari dua bulan. Latihan mencakup dasar tari, koreografi, hingga budaya hip-hop, agar para penari tidak hanya menguasai teknik, tetapi juga memahami filosofi di balik gerakan.