- Istimewa
Film Pabrik Gula Tayang pada 2025, Angkat Kisah Horor dengan Sentuhan Budaya Lokal
Jakarta, tvOnenews.com - Film horor Pabrik Gula digarap sebagai kolaborasi terbaru Manoj Punjabi bersama Awi Suryadi sebagai sutradara, Simple Man sebagai penulis cerita, Lele Laila sebagai penulis skenario.
Film ini menjadi bukti konsistensi MD Pictures dalam menghadirkan kisah-kisah lokal yang relevan dan menghibur.
MD Pictures baru saja merilis Official Teaser film ‘Pabrik Gula’, dan film ini akan ditayangkan pada 2025.
CEO dan Founder MD Pictures Manoj Punjabi mengatakan, film ini menyajikan kisah horor yang autentik dengan sentuhan budaya lokal.
“Pabrik Gula menghadirkan horor dengan belatar belakang industri tradisional Indonesia. Cerita ini memadukan elemen mistis yang menegangkan dan pengalaman sinematik yang belum pernah dirasakan sebelumnya," kata Manoj dalam keterangannya, Jumat (20/12/2024).
Film horor Pabrik Gula dibintangi oleh Arbani Yasiz, Ersya Aurelia, Erika Carlina, Bukie B. Mansyur, Wavi Zihan, Moch. Arif Alfiansyah, Benidictus Siregar, Sadana Agung, Yono Bakrie, Vonny Anggraini, Budi Ros, Dewi Pakis, Azela Putri, Hayati Azis, Gilang Devialdy, dan Pratito Wibowo.
Adapun, dalam video teaser berdurasi 1 menit tersebut, penonton diajak merasakan ketegangan para buruh ketika peluit pabrik berbunyi.
Sinopsis dalam film tersebut yakni Endah, Fadhil, Dwi, Hendra, Wati, Ningsih, dan Franky merupakan buruh pabrik.
Mereka berangkat bersama puluhan orang lainnya ke sebuah pabrik gula untuk menjadi buruh musiman.
Setiap tahun pabrik gula mempekerjakan orang-orang dari desa sekitar untuk mempercepat proses penggilingan tebu di musim panen.
Awalnya semua berjalan wajar tanpa keanehan.
Sampai suatu malam, Endah terbangun dan keluar dari mes/loji tempatnya menginap demi membuntuti sosok misterius.
Sejak kejadian malam itu, para buruh mulai mengalami teror yang terus meningkat, mulai dari kecelakaan kerja yang menimpa salah satu dari mereka, sampai tewasnya seorang buruh secara mengenaskan di sumur belakang.
Kemudian terungkap bahwa pabrik tersebut berdampingan dengan kerajaan demit.
Sesuatu telah membuat para demit marah sehingga sekarang mereka menuntut nyawa para buruh.(lkf)