Uang rupiah baru Rp.5000, Kamis (18/8/22).
Sumber :
  • bi.go.id

Profil KH Idham Chalid, Pahlawan dalam Uang Baru Rp 5.000 Baru

Kamis, 18 Agustus 2022 - 19:52 WIB

Jakarta - Berikut profil pahlawan di uang baru Rp 5.000, Dr. KH Idham Chalid yang merupakan salah satu tokoh ulama yang masuk dalam daftar 12 pahlawan nasional Indonesia.

Dikutip dari laman bi.go.id Kamis (18/8/2022), beliau diabadikan dalam pecahan uang NKRI baru Rp 5.000.

Dalam uang baru menampilkan Tokoh Pahlawan Nasional Republik Indonesia Dr. KH Idham Chalid sebagai gambar utama. Terdapat lambang negara Garuda Pancasila, gambar kepulauan Indonesia, Bunga Sedap Malam, dan beberapa motif khas Indonesia. 

Siapakah KH Idham Chalid yang menjadi gambar utama pada uang Rp 5.000?

Dikutip dalam laman download.garuda.kemdikbud.go.id. Idham Chalid adalah salah seorang ulama dan politikus muslim terbaik yang dimiliki Indonesia. 

Ia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar Mesir pada Maret 1957. Ia dinobatkan Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 8 November 2011.

Dr. KH Idham Chalid dikenal sebagai tokoh tiga zaman, yaitu Kemerdekaan, Orde Lama, dan Orde Baru.

Idham Chalid lahir dari pasangan H. Muhammad Chalid dan Hj. Umi Hani di Setui, Kalimantan Selatan, 5 Muharram 1341 H / 27 Agustus 1922. 

Ia menuntut ilmu di Al-Madrasah Ar Rasyidiyah Amuntai dan lulus pada 1938 dan tamat dari Pondok Modern Gontor Ponorogo pada 1940. 

Pada usia 18 tahun, Idham Chalid mengajar di Gontor dan menjadi Wakil Direktur Kulliyatul Muallimin al-Islamiyyah (KMI). 

Ia lalu mengikuti kursus Djakarta Nippongo Gakko di Jakarta, hingga mampu menguasai bahasa Jepang dengan baik bahkan sering jadi penerjemah beberapa pertemuan alim ulama dan Jepang.

Selain itu, ia ditunjuk para ulama di Amuntai untuk memimpin Al-Madrasah Ar Rasyidiyah. Idham Chalid juga mengorganisasi madrasah-madrasah yang berada di luar pesantren yaitu organisasi Ittihad al-Ma'ahid al Islamiyah.

Beliau terlibat aktif dalam gerakan kemerdekaan melawan penjajah dan juga tercatat sebagai Sekretaris Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah (Hulu Sungai Utara) di Amuntai, dan menjadi Ketua Partai Masyumi Amuntai. 

Dari partai itulah, Ia terbawa ke pentas politik nasional 2 hingga menjabat di beberapa jabatan bergengsi di negeri ini, di samping di Nahdlatul Ulama. 

Tokoh nasional ini tutup usia pada Ahad 11 Juli 2010 pukul 08.00 WIB dalam usia 88 tahun, di rumahnya Jl. RS. Fatmawati No. 45 Jakarta Selatan. Ia dikebumikan di kompleks Pondok Pesantren Darul Qur’an Cisarua Bogor. (MG6/ree)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral