- PNM
Di Balik Peran yang Dijalani Setiap Hari, Ibu-Ibu Mekaar Menguatkan Keluarga
Jakarta, tvOnenews.com - Momentum Hari Ibu menjadi pengingat bahwa peran seorang ibu hadir dalam banyak sisi kehidupan keluarga, termasuk dalam upaya menjaga keberlangsungan hidup di tengah berbagai keterbatasan. Di balik aktivitas usaha sederhana yang dijalani setiap hari, banyak ibu-ibu prasejahtera memikul peran besar dalam menjaga keberlangsungan keluarga.
Keterbatasan modal, rendahnya literasi keuangan, hingga akses pasar yang sempit kerap menjadi tantangan yang harus dihadapi secara bersamaan. Namun, di tengah kondisi tersebut, sebagian ibu memilih bertahan dan terus belajar agar usaha sederhananya tetap berjalan.
Di Hari Ibu ini, perjuangan tersebut kembali menjadi pengingat, atas perjuangan para ibu-ibu. Mereka bukan hanya mengelola usaha, tetapi juga memastikan kebutuhan keluarga terpenuhi dan harapan tetap terjaga.
Kelompok inilah yang selama ini menjadi bagian dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang dijalankan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Program ini menyasar pengusaha ultra mikro yang mayoritas perempuan melalui pembiayaan tanpa agunan yang disertai pendampingan usaha secara rutin.
Pendekatan yang dijalankan tidak berhenti pada pemberian modal. Dalam praktiknya, para ibu nasabah Mekaar didampingi untuk memahami pengelolaan keuangan sederhana, serta mengenali kebutuhan pasar yang terus berubah. Proses ini berlangsung perlahan, menyatu dengan keseharian mereka sebagai pengusaha sekaligus pengelola keuangan keluarga.
Dampaknya telah terlihat. Berdasarkan riset dampak pemberdayaan holding ultra mikro terhadap literasi keuangan yang dilakukan oleh BRI Research Institute pada 2023 menunjukkan adanya peningkatan ketahanan keuangan pada mayoritas nasabah Mekaar. Jika sebelumnya daya tahan finansial hanya berkisar satu hingga dua minggu, kini banyak di antara mereka yang mampu bertahan hingga satu sampai dua bulan. Perubahan ini lahir dari kebiasaan baru dalam mengatur pendapatan, memprioritaskan kebutuhan, dan menyisihkan dana secara lebih terencana.
Upaya penguatan tersebut juga didukung melalui Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU). Melalui pelatihan literasi keuangan, literasi usaha dan literasi digital, para ibu diperkenalkan pada pencatatan usaha sederhana, penyesuaian produk dengan tren pasar, hingga pemanfaatan kanal digital sebagai sarana pemasaran. Bagi sebagian dari mereka, proses ini menjadi pengalaman pertama dalam memahami usaha secara lebih terstruktur.