news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Fasilitas nuklir Iran..
Sumber :
  • Anadolu

Ketegangan Memuncak: Parlemen Iran Beri Lampu Hijau Penutupan Selat Hormuz, Minyak Tembus Rekor Tertinggi

Pasar global terguncang usai serangan AS ke Iran. Harga minyak naik, dolar menguat, dan pasar saham melemah.
Senin, 23 Juni 2025 - 12:37 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com – Ketegangan global kembali memuncak setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan ke Iran secara langsung melalui media sosial, lengkap dengan huruf kapital: “BOMBS DROPPED”.

Pengumuman yang tidak biasa ini sontak menggemparkan dunia — bukan hanya secara diplomatik, tetapi juga memicu gejolak besar di pasar global.

Meski Gedung Putih menyatakan tidak sedang berperang dengan Iran, pesan-pesan campur aduk terus bermunculan. AS mengatakan tak akan memperburuk eskalasi selama Iran berdamai, tapi Trump juga menggoda kemungkinan pergantian rezim di Teheran dalam unggahannya.

Kini, giliran Iran untuk menentukan arah konflik. Belum ada serangan balik terhadap target AS, tetapi parlemen Iran disebut telah menyetujui rencana penutupan Selat Hormuz, jalur laut vital bagi sepertiga pasokan minyak dunia. Kendati demikian, keputusan akhir tetap berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

Bahkan Polymarket, platform taruhan geopolitik, mencatat bahwa peluang Iran berhasil menutup Selat Hormuz saat ini sebesar 47%. Artinya, seluruh analis keuangan mendadak berlomba-lomba menjadi pakar selat maritim, teknologi rudal bunker-buster, hingga pengayaan uranium.

Dampak Pasar: Minyak Naik, Saham Turun

Reaksi pasar global? Melansir dari Reuters, harga minyak mentah naik hampir 2%, meski sempat menyentuh titik tertinggi lima bulan sebelumnya. Analis menilai OPEC masih punya cadangan produksi cukup besar untuk meredam lonjakan harga jangka pendek.

Di sisi lain, futures saham AS turun 0,3%, sempat anjlok 1% di awal perdagangan. Saham Eropa juga melemah sekitar 0,4%. Nilai tukar dolar AS sedikit menguat terhadap euro dan yen, mencerminkan posisi AS sebagai negara eksportir energi bersih, sementara UE dan Jepang sangat tergantung pada impor minyak dan LNG.

Imbal hasil obligasi AS (Treasury yields) naik tipis, menunjukkan pasar belum sepenuhnya beralih ke aset safe haven. Sementara itu, kontrak berjangka suku bunga Fed justru sedikit turun. Pasar mulai memperhitungkan risiko bahwa kenaikan harga energi bisa memperpanjang tekanan inflasi, terutama di tengah dampak lanjutan dari tarif perdagangan yang sudah mulai dirasakan konsumen.

Jerome Powell Siap Dihadang Pertanyaan Panas

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral