- ANTARA/Shutterstock/aa.
Selat Hormuz di Ujung Krisis: Jalur Minyak Dunia Terancam, Dunia Waspada
Jakarta, tvOnenews.com – Dunia kembali diguncang ketegangan geopolitik. Bukan soal nuklir atau senjata pemusnah massal, tapi tentang satu selat sempit bernama Selat Hormuz, jalur laut yang membawa seperlima minyak dunia.
Iran menyatakan pertimbangan untuk menutup Selat Hormuz, menyusul eskalasi konflik dengan Israel. Ancaman ini sontak mengguncang harga minyak dan memicu kekhawatiran global.
Apa Itu Selat Hormuz?
Selat Hormuz adalah selat sempit yang membentang antara Iran di utara dan Oman serta Uni Emirat Arab di selatan, menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab. Meskipun sempit — hanya sekitar 33 km di titik tersempitnya, selat ini menjadi urat nadi perdagangan energi global.
Setiap hari, rata-rata 17 juta barel minyak dikirim melalui selat ini, setara dengan 20% pasokan minyak dunia. Tak hanya minyak mentah, sepertiga distribusi gas alam cair dunia juga melintasi selat ini, menjadikannya jalur paling strategis dalam ekonomi energi internasional.
Mengapa Dunia Panik Jika Hormuz Ditutup?
Iran pernah menyuarakan opsi penutupan Selat Hormuz sebagai bentuk perlawanan terhadap tekanan dan ancaman dari Israel dan sekutunya, terutama Amerika Serikat. Jika itu benar-benar dilakukan, efek domino tak terhindarkan:
-
Harga minyak akan melonjak drastis.
-
Distribusi energi global terganggu.
-
Negara-negara seperti Cina dan India yang bergantung pada minyak Teluk akan terkena dampaknya.
Namun, sejumlah analis menilai Iran kecil kemungkinan benar-benar menutupnya. Pasalnya, penutupan selat itu juga akan melumpuhkan ekonomi Iran sendiri, karena mereka juga bergantung pada selat ini untuk ekspor minyak.
5 Fakta Strategis Selat Hormuz
1. Jantung Diplomasi Maritim Timur Tengah
Bukan sekadar jalur ekonomi, Selat Hormuz juga arena diplomasi kekuatan militer. Kapal induk AS, armada tempur Inggris, hingga pengintaian drone Iran kerap lalu-lalang di sini. Iran memegang “tombol” ancaman atas dunia, dan semua negara tahu betul risikonya.
2. Dijaga Teknologi Militer Canggih
Dengan nilai ekonomi luar biasa, selat ini menjadi salah satu kawasan laut paling termonitor di dunia. Kapal perang, radar, hingga drone pemantau aktif menjaga keamanan dan kestabilan jalur pelayaran.
3. Volume Distribusi Minyak Sangat Besar
Menurut US Energy Information Administration, lebih dari 6 miliar barel minyak mengalir lewat selat ini setiap tahun. Setiap hari, sekitar 14 kapal tanker bermuatan penuh melintas—tak hanya dari Iran, tetapi juga Arab Saudi, Kuwait, dan Irak.
4. Jalur Pelayaran Sempit dan Sensitif
Meski memiliki lebar maksimal 95 km, jalur pelayaran di Selat Hormuz hanya 3 km di masing-masing arah. Laut dangkal di sekitarnya membuat kapal tanker besar hanya bisa melalui satu rute sempit—kondisi ini menciptakan risiko besar bila ada gangguan.
5. Penentu Harga Energi Dunia
Saat Iran mengancam, pasar langsung bereaksi. Harga minyak meroket hanya karena ancaman. Jika benar-benar ditutup, bukan hanya inflasi energi, tetapi resesi global bisa terpicu. Negara berkembang hingga negara maju tidak akan lepas dari dampaknya.
Apakah Iran Benar-Benar Akan Menutupnya?
Meski menjadi senjata diplomatik utama Iran, banyak pengamat meragukan penutupan akan terjadi. Sebab selain merugikan ekonomi Iran, langkah tersebut akan memancing reaksi militer dari Amerika Serikat dan sekutunya. Namun, Iran bisa saja memperlambat atau menyulitkan lalu lintas kapal, yang tetap bisa membuat dunia kacau.
Selat Hormuz bukan sekadar jalur sempit, ia adalah denyut nadi perekonomian global. Ancaman terhadapnya—entah nyata atau tidak—cukup untuk menggetarkan pasar minyak, memicu tensi militer, dan mengganggu stabilitas politik dunia. (nsp)