news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi Asuransi.
Sumber :
  • Shutterstock

Asuransi Parametrik Siap Luncur 2026: Solusi Instan Lindungi APBN dari Bencana

Indonesia Re siapkan asuransi parametrik mulai 2026 untuk lindungi fiskal negara dari bencana. Pembayaran instan, berbasis parameter gempa dan banjir.
Kamis, 12 Juni 2025 - 12:04 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Indonesia bersiap melangkah ke era baru perlindungan fiskal dari bencana. Sebuah produk revolusioner, asuransi parametrik, ditargetkan mulai bergulir pada 1 Januari 2026, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pionir dalam skema perlindungan anggaran negara terhadap risiko alam secara instan dan otomatis.

Program ini diinisiasi oleh Indonesia Re bersama Kementerian Keuangan, ITB, dan MYPAC, sebagai bagian dari strategi Disaster Risk Financing and Insurance (DRFI) nasional. 

Tidak lagi bersandar pada skema asuransi konvensional, model ini memungkinkan pencairan dana langsung dan tanpa survei kerusakan, selama parameter tertentu—seperti magnitude gempa atau tinggi muka air banjir—tercapai.

“Begitu parameternya terpenuhi, pemerintah daerah langsung terima dana. Nggak pakai nunggu hitung-hitungan kerugian lagi,” tegas Delil Khairat Direktur Teknik Operasi Indonesia Re dalam acara Sustainability Dialog 2025 di Artotel Mangkuluhur, Jakarta, Kamis (12/6/2025). 

Proteksi Fiskal, Bukan Hanya Aset

Berbeda dari skema lama seperti Konsorsium Asuransi Barang Milik Negara (KABMN) yang fokus pada aset K/L, asuransi parametrik diarahkan untuk melindungi anggaran pemerintah daerah dan pusat. Targetnya: 514 kota dan kabupaten dapat membeli polis ini, dan memperoleh dana darurat jika bencana menerpa.

Awalnya, produk ini akan melindungi dua risiko utama: gempa bumi dan banjir—dua ancaman paling mematikan dan merusak fiskal daerah dalam satu dekade terakhir.

Struktur Konsorsium Lokal–Global

Skema ini juga dirancang dalam struktur konsorsium nasional, dengan sebagian risiko tetap akan ditransfer ke pasar reasuransi global. Tujuannya: menjamin kapasitas maksimal sekaligus melindungi industri asuransi dalam negeri agar tetap tangguh menghadapi krisis.

“Kita akan hitung cermat berapa risiko yang ditahan di dalam negeri, dan berapa yang harus dilempar ke luar. Ini penting agar industrinya tidak ambruk saat bencana besar melanda,” jelas Delil lagi. 

Di Tengah Tekanan Ekonomi, Inovasi Tak Boleh Mandek

Meski tren industri menunjukkan tekanan dari koreksi nilai investasi dan penerapan IFRS 17, Indonesia Re tetap optimistis. Desain asuransi parametrik ini dianggap solusi cerdas di tengah ketidakpastian, sekaligus bentuk kontribusi nyata dunia asuransi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs).

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral