news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi KFC Indonesia..
Sumber :
  • Istimewa

KFC Indonesia: Modal Rp80 Miliar dari Gelael dan Grup Salim Dipakai untuk Biaya PHK dan Pesangon Karyawan

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menyampaikan bahwa suntikan modal sebesar Rp80 miliar yang akan diterima bakal dipakai operasional dan biaya PHK karyawan KFC Indonesia.
Rabu, 28 Mei 2025 - 03:42 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) atau KFC Indonesia akan menerima tambahan modal sebesar Rp80 miliar dari dua pemegang saham utamanya, yakni PT Gelael Pratama dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), anak usaha Grup Salim.

Tambahan dana ini akan dikucurkan melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

PMTHMETD ini dijadwalkan rampung paling lambat pada 20 Juni 2025 sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Manajemen FAST menegaskan bahwa dana hasil private placement akan digunakan untuk menutup kebutuhan operasional, termasuk pembayaran kompensasi pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai bagian dari program efisiensi.

“Sebanyak Rp52 miliar akan digunakan untuk pembelian persediaan dan pembayaran beberapa kewajiban lancar dan Rp28 miliar untuk biaya operasional efisiensi karyawan,” kata Manajemen FAST dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (28/5/2025).

KFC Indonesia juga menyampaikan, biaya efisiensi itu merupakan pengeluaran yang timbul akibat kebijakan penyesuaian tenaga kerja atau PHK.

Langkah itu terpaksa ditempuh untuk menyeimbangkan struktur biaya dan memperbaiki kinerja finansial perusahaan.

Salah satu bentuk efisiensi itu adalah melalui restrukturisasi dan pengaturan ulang sumber daya manusia, yang dianggap perlu dalam menghadapi tekanan bisnis.

“Biaya ini umumnya mencakup kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang terdampak oleh program efisiensi, seperti pesangon, imbalan pemutusan hubungan kerja, serta tunjangan lainnya,” lanjut FAST dalam keterangannya.

Pemberian kompensasi tersebut, menurut FAST, dilakukan sesuai dengan aturan ketenagakerjaan yang berlaku serta kebijakan internal perusahaan.

Manajemen juga menambahkan bahwa tidak akan terjadi perubahan kendali perusahaan setelah pelaksanaan private placement. Namun, kepemilikan saham para pemegang saham eksisting akan mengalami penyesuaian.

Setelah aksi korporasi tersebut, porsi kepemilikan PT Gelael Pratama akan meningkat dari 40% menjadi 41,18%. 

Sementara itu, saham DNET naik dari 35,84% menjadi 37,51%. Adapun porsi saham publik akan terdilusi dari 16,18% menjadi 14,27% akibat ketidakterlibatan investor publik dalam penambahan modal ini.

FAST sebelumnya menyampaikan bahwa langkah ini penting untuk memperbaiki posisi keuangan perusahaan yang saat ini berada dalam kondisi modal kerja bersih negatif dan tingkat liabilitas yang melampaui 80% dari total aset.

KFC Indonesia Mengalami Tekanan Keuangan

FAST dalam keterbukaan yang sama juga mengakui tengah menghadapi tantangan eksternal seperti perubahan dinamika pasar dan tekanan semakin kompetitif.

Oleh karena itu, KCF Indonesia memutuskan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas dan produktivitas sumber daya gerai dan operasional kantor.

Alasan penutupan gerai dan penyesuaian jumlah karyawan terpaksa dilakukan agar tetap sejalan dengan strategi efisiensi dan keberlanjutan usaha.

"Langkah efisiensi ini juga merupakan bagian dari strategi Perseroan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan operasional, dengan tujuan menciptakan organisasi yang lebih ramping, adaptif dan fokus pada pencapaian tujuan jangka panjang," bunyi keterangan tertulis Manajemen FAST.

Akan tetapi, emiten gabungan Gelael dan Grup Salim itu belum merinci lagi soal berapa jumlah pasti karyawan yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK).

Hingga akhir tahun 2024 lalu, pemegang lisensi tunggal Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia ini diketahui telah menutup 47 gerai dan melakukan PHK terhadap 2.274 karyawan.

Pada kuartal I 2025, FAST mengalami rugi bersih hingga Rp36,77 miliar atau turun 81,25% dibandingkan rugi Rp196,21 miliar pada kuartal I 2024. 

Selain itu, pendapatan bersihnya masih naik tipis 1,81% menjadi Rp1,19 triliun, dari Rp1,17 triliun pada periode yang sama tahun 2024. (rpi)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral