- Istimewa
Kolaborasi Telkom dan UGM Kembangkan Inovasi Deteksi Gempa Guna Perkuat Mitigasi Bencana Nasional
Teknologi DAS ini tidak hanya diharapkan menjadi solusi mitigasi bencana, tetapi juga mencerminkan komitmen bersama dalam membangun sistem kebencanaan yang inklusif dan berbasis data, dengan potensi penerapan luas di wilayah rawan bencana, termasuk daerah pesisir yang sangat rentan.
Sebagaimana dikutip pada laman resmi UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., selaku anggota tim peneliti, menjelaskan bahwa teknologi DAS bekerja dengan memanfaatkan kabel optik sebagai sensor untuk mendeteksi gelombang seismik, khususnya gelombang primer (P-wave) yang muncul lebih awal dibandingkan gelombang sekunder (S-wave) yang bersifat merusak.
Dengan sistem ini, deteksi aktivitas gempa dapat dilakukan secara real-time dan terintegrasi dengan sistem geospasial, memberikan peringatan dini beberapa detik hingga menit sebelum guncangan utama terjadi, sehingga memungkinkan respons kebencanaan yang lebih cepat dan terkoordinasi. Hal ini memberikan waktu krusial bagi masyarakat, khususnya di wilayah pesisir yang rawan bencana, untuk melakukan evakuasi dan tindakan penyelamatan dini.
Selain manfaatnya dalam mitigasi bencana, teknologi ini juga menghadirkan nilai strategis bagi pengamanan infrastruktur Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL). Dengan DAS, Telkom dapat melakukan surveilans terhadap kabel laut yang rawan terhadap gangguan, baik dari aktivitas alam seperti gempa, maupun dari aktivitas manusia seperti pelayaran dan penangkapan ikan.
Selama ini, gangguan kabel laut dapat terjadi hingga 15–17 kali dalam setahun, yang berdampak besar terhadap biaya pemulihan layanan digital nasional. Dengan memanfaatkan infrastruktur kabel optik eksisting sebagai sistem sensor, Telkom dapat meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memberikan perlindungan preventif terhadap aset jaringan bawah laut yang vital.
Saat ini, teknologi DAS tengah direncanakan dilakukan uji coba pada kabel optik bawah laut antar pulau di lokasi yang sarat aktivitas seismik (pantai barat indonesia atau pantai selatan Indonesia) dan direncanakan untuk diperluas ke berbagai wilayah rawan gempa lainnya di Indonesia.
Selain menguji efektivitas teknologi, uji coba ini juga membangun fondasi integrasi ke dalam sistem peringatan publik nasional. Dalam pengembangannya, Telkom dan UGM juga menyusun protokol kolaboratif agar data dapat digunakan secara terbuka untuk kepentingan riset dan kebijakan publik. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat sistem nasional dalam menghadapi bencana secara lebih terpadu dan responsif.